Makna Toleransi
Kembali ke pembahasan awal, Saad menjelaskan makna toleransi.
“Tapi kalau saling toleran itu tasaamaha, yatasaamahu, harus datang dari dua belah pihak,” jelasnya.
Saad menambahkan, “Kalau kita membeli juga begitu. Kalau kita menjual juga begitu. Kalau kita membeli dan melihat penjual itu di bawah kita, kalau bisa nggak ditawar bahkan dikasih harga lebih,” tuturnya.
Saad menceritakan, “Saya membiasakan diri kalau ada orang jual, misalnya, ‘Berapa ini?’. Lalu dijawab ‘Delapan puluh lima, Pak.’ Saya jawab ‘Kok murah sekali. Delapan puluh dapat lima.’ Lalu setelah kita bayar 100 ribu, dikembalikan 15 ribu. Saya bilang kembaliannya kurang, kan tadi delapan puluh lima (delapan puluh dapat lima), lalu ketika orangnya sibuk nyari kembalian, kita bilang wes nggak usah kembali. Maka itu masuk rahimallahu samhan(Allah merahmati orang yang toleran/longgar),” kisahnya.
Saad menekankan, “Intinya dada kita ini jembar,” tegasnya.
Diamenambahkan, “Demikian pula kalau kita menjual sesuatu, kelihatannya kok pembelinya malah memerlukan bantuan, itu kita beri saja,” terangnya.
Menurutnya kebaikan dalam toleransi jual beli akan kembali kepada pelakunya.
“Model-model gitu nggak ada yang hilang, jangankan yang kita berikan, yang ditipu orang aja, nggak hilang, itu dikembalikan Allah, Jadi disini jangan dibuat sempit. Maka inilah yang namanya samhun,” tandasnya.
Editor Mohammad Nurfatoni