Tak Cukup Koleksi Kitab
Arifin menjelaskan saat ini menjadi dai tidak cukup dengan memiliki koleksi kitab, namun penting memiliki gadget.
“Dulu kalau ke rumah ustadz, kitab berjejer-jejer. Kalau sekarang kita tidak punya laptop, tidak punya HP, tidak bisa mengikuti perkembangan yang ada. Dan alangkah ruginya kalau kita hanya menggunakan HP untuk itu-itu saja, tapi kalau untuk dakwah itu luar biasa,” terangnya.
Arifin lantas mengutip sebuah ayat:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَىْءٌ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ
Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit. (Ali Imran ayat 5).
Menurut Arifin, saat ini yang sangat penting dalam dunia dakwah adalah bagaimana menggunakan gadget dengan maksimal.
“Mulai dari anak-anak, bahkan sampai ingon-ingon (hewan peliharaan) semua pakai gadget. Tukang becak, termasuk petani, hampir semua orang mau pergi ke sawah, ke ladang, bawa hp,” terangnya.
Oleh karena itu ia menegaskan, “Bagaimana kita bisa menguasai teknologi ini dengan baik untuk dakwah, karena jari-jari kita ini akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah.”
Ia juga menekankan dai harus memiliki gadget yang memadai.
“Bagaimana kalau HP-nya jadul? Makanya dai nggak boleh HPjadul,” tegasnya.
Arifin memberi gambaran bahwa perbandingan dakwah menggunakan media dengan tidak memiliki dampak yang berbeda.
“Jadi kalau kita masih ngaji pakai dampar, ya beda dengan di streaming, yang nyimak akan lebih banyak lagi, kemudian masuk TV lebih banyak lagi,” paparnya. (*)