Berwudhu di Wastafel Masjidil Haram laporan dr Tjatur Prijambodo MKes, Direktur RS Aisyiyah Siti Fatimah Sidoarjo dari Mekkah.
PWMU.CO– Toilet di Masjidil Haram sangat banyak tersedia. Hampir di tiap pintu keluar disediakan. Di halaman luar. Satu tempat toilet jumlah kamar mandinya sangat banyak. Ada antrean tapi gilirannya cepat. Airnya juga hangat.
Di dalam masjid sebenarnya juga dibangun toilet dan tempat wudhu. Lebih kecil. Tapi pagarnya selalu terkunci. Mungkin kalau toilet ini dibuka malah bikin kerumunan, lantai basah, dan khawatir menyebar najis. Di dalam masjid yang dibuka hanya kran tempat minum. Begitu juga di lintasan sa’i antara Bukit Shafa-Marwah disediakan kran minum.
Toilet yang paling ramai itu di depan Gate 1, pintu masuk utama yang dinamakan Bab Raja Abdul Aziz. Pintu ini menghadap Tower Zamzam. Toiletnya di pinggir pelataran yang luas.
Di depan pintu utama masjid disediakan toilet. Masjidil Haram punya 120 pintu. Tapi ada lima pintu utama yang besar yaitu Bab Abdul Aziz (nomor 1), Babul Fath (nomor 45 di selatan), Bab Fahd (nomor 79 di barat), Bab Shofa (nomor 11 di tempat sa’i), Bab Umrah (nomor 62 di selatan). Pintu lainnya juga punya nama sesuai sejarahnya.
Jamaah umrah kebanyakan menghabiskan waktu di Masjidil Haram untuk shalat, baca al-Quran, dan berdzikir. Sebab jarang-jarang bisa berangkat umrah ke Tanah Suci. Belum tentu setahun sekali bisa berangkat. Karena itu mumpung di sini ingin menikmati beribadah di masjid tertua di bumi ini untuk mendapatkan pahala berlipat.
Sesekali mereka keluar pulang ke hotel atau ikut city tour melihat tempat bersejarah atau menikmati kuliner Arab di rumah makan di pertokoan sekitar masjid.
Di hari keenam umrah bersama jamaah PT Relasi Laksana Wisata, Sabtu (27/8/2022), saya juga tenggelam dalam ibadah bersama jamaah lainnya di masjid. Ketika waktu jeda antara Maghrib dan Isya kebelet pipis tak tertahankan.
Segera bangkit. Pilihan terdekat keluar lewat pintu 119. Di depan pintu ini ada toilet 8B. Bergegas menuju ke situ. Toiletnya ada di bawah. Jadi harus menuruni tangga dulu. Ternyata banyak juga orang yang ingin buang hajat. Bersyukur tidak antre. Setelah hajat keluar, tuntas sudah. Lega.
Habis dari kamar mandi menuju wastafel untuk cuci tangan dan muka. Sudah banyak orang antre wastafel. Ternyata orang-orang ini bukan hanya cuci tangan tapi sekaligus berwudhu. Mungkin berpikir nanggung kalau keluar toilet lalu berjalan lagi menuju tempat wudhu. Jadi sekalian saja wudhu di sini.
Wastafel itu tingginya lebih dari satu meter. Bagi orang-orang Arab, Pakistan, Afghan, India, Turki, yang kakinya panjang mudah saja mengangkat kaki untuk mencucinya di wastafel saat bagian akhir wudhu. Bahkan orang Afrika ada yang kakinya panjang gampang saja melakukan.
Saya penasaran ikut berwudhu di situ. Mencoba kaki saya yang tak seberapa panjang ini apakah cukup mudah seperti orang-orang tadi. Ternyata bisa juga. Alhamdulillah. Namun saya sarankan bagi yang gemuk atau kakinya pendek jangan ikut nekat seperti saya. Bisa bahaya kalau tak bisa menjaga keseimbangan badan.
Usai berwudhu saya kembali menuju pintu masuk Masjidil Haram. Bergabung dengan jamaah lain yang masih asyik tafakur sambil menunggu shalat Isya.
Editor Sugeng Purwanto