PWMU.CO– Ketua Muhammadiyah NTT (Nusa Tenggara Timur) ternyata wong Laren Lamongan. Ustadz Mustain namanya. Dia datang menyambut rombongan PWM dan Lazismu Jatim ketika tiba di Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang, Senin (29/8/2022) petang.
”Assalamu alaikum, selamat datang di UMK. Kebetulan saya juga baru mendarat di Bandara El-Tari Kupang dari Surabaya. Urusan pulang kampung di Lamongan. Mari kita shalat Maghrib dulu di Masjid Kampus sebelum kita ngobrol banyak,” sambut ramah Ustadz Mustain.
Safari Dakwah PWM dan Lazismu Jawa Timur ke NTT terdiri Wakil Ketua PWM Prof Dr Thohir Luth, Ketua Lazismu Jatim Drh Zainul Muslimin, dan Sekretaris Lazismu Jatim Adityo Yudono.
Saat bertemu itu Drh Zainul Muslimin menyerahkan oleh-oleh kepada Ketua PWM NTT Ustadz Mustain berupa berupa satu dos mi instan Helti dan satu dos rendang kemasan kaleng produk Lazismu Jatim.
Rombongan shalat Maghrib di Masjid Kampus Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) di Jl KH Ahmad Dahlan 43, Kayu Putih Kota Kupang.
Masjid Kampus UMK) tampak megah. Bangunannya dominan warna putih. Ada dua lagi bangunan baru kampus berlantai tujuh. UMK berkembang pesat dalam lima tahun ini.
Menurut Mustain, jumlah mahasiswa UMK sekitar 5.000 orang. Sebanyak 60 persen mahasiswanya non Muslim. Mereka berasal dari berbagai kabupaten dan pulau-pulau di Provinsi NTT yang mayoritas penduduknya beragama Nasrani dan Katolik.
”Kondisi ini menjadi tantangan dan dinamika dakwah Muhammadiyah yang perlu mendapatkan perhatian ekstra,” katanya.
Setelah shalat Maghrib, Ketua Muhammadiyah NTT, Ustadz Mustain meminta Drh Zainul Muslimin memberikan ceramah kepada jamaah masjid.
”Saya langsung todong panjenengan Pak dokter Zainul Muslimin untuk memberikan kultum Maghrib, karena saya dulu juga pernah ditodong oleh beliau pas berkunjung ke Masjid an-Nur Sidoarjo,” kata Ustadz Mustain sambal tertawa.
Dalam ceramahnya Ustadz Zainul Muslimin mengajak jamaah mengubah pola pikir block atau mindset merasa minoritas yang selama ini menjadi salah satu momok belenggu bagi kemajuan dakwah Islam di kawasan atau wilayah yang kaum muslimnya sedikit.
Ustadz Zainul mengatakan, janganlah kondisi minoritas menjadi alasan dan kendala dakwah Islam. Justru dengan kondisi minoritas itu bisa menjadi peluang dan tantangan dakwah yang dahsyat.
”Dari keadaan minoritas itu justru tumbuh kekuatan atau energi yang luar biasa jika umat Islam bisa mengubah mindsetnya,” katanya.
Obrolan di PWM NTT
Setelah shalat Isya obrolan berlanjut ke Kantor PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah) NTT yang berada di sebelah kampus UMK.
Dalam obrolan ringan di gedung pusat dakwah Muhammadiyah NTT itu terungkap banyak peluang sociopreneurship dan tantangan dakwah yang harus disinergikan bersama. Termasuk bagaimana menjadikan kader-kader Muhammadiyah yang potensial bisa berdakwah secara maksimal di Persyarikatan.
Dengan silaturrahim itu diharapkan terjadi penguatan sinergi dakwah sehingga gerak langkah Persyarikatan Muhammadiyah semakin berkembang luas di daerah Indonesia timur.
Dalam pertemuan ini Ketua PWM NTT Ustadz Mustain didampingi Sekretaris PWM NTT Ustadz Muchsin, Wakil Ketua Lazismu NTT Sunarto, dan amil Lazismu Zulkhaidir.
Dari Kupang, hari Selasa (30/8/2022) rombongan PWM Jawa Timur berangkat ke Lohayong Pulau Solor, Flores Timur, untuk memperkuat sinergi dakwah lintas wilayah.
Penulis Adityo Yudono Editor Sugeng Purwanto