Hidup Tidak Lama tapi Sedikit yang Bersyukur; Liputan Kontributor Ain Nurwindasari
PWMU.CO – Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Muchamad Arifin MAg menyampaikan materi Model Dakwah Komunitas di Era Digital pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Dai Komunitas Regional V di Hotel Horison, Gresik, Jawa Timur, Sabtu (27/08/2022).
Arifin mengawali materinya dengan mengajak para peserta untuk mensyukuri nikmat Allah.
“Marilah kita menggunakan waktu dengan baik karena menggunakan waktu dengan baik itu bagian dari mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah SWT,” ucapnya.
Ia pun menukil sebuah ayat di dalam an-Nahl ayat 78:
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.
Arifin menegaskan, “Allah memberikan akal pikiran, memberikan telinga mata, semua untuk bersyukur. Jadi kita hidup ini adalah untuk bersyukur,”ungkapnya.
Peraih penghargaan Muri atas peluncuran 1000 Dai Agen Perdamaian ini kemudian menyitir Al-Alaq ayat 2:
“Coba kita lihat, bagaimana Allah menciptakan kita dari cairan yang bahkan ketika menempel di baju kita pasti kita ingin bersihkan. Jadi kita ini dari yang (dianggap) tidak berguna, menjadi yang terhormat, bahkan menjadi makhluk Allah yang terbaik, ahsani taqwim,” terangnya.
Sedikit yang Bersyukur
Arifin lantas menegaskan bahwa proses kehidupan manusia sebenarnya tidak lama.
“Tidak lama Allah memproses kita di dalam alam rahim kita, lalu kita dilahirkan, ibu-ibu yang merasakan bagaimana mengandung dan melahirkan,” ungkapnya.
Ia pun memaparkan bahwa proses kehidupan setelah dilahirkan kemudian dilanjutkan dengan proses kehidupan menjadi anak-anak, dewasa, menjadi tua, kemudian meninggal.
“Hidup itu sesungguhnya tidak lama, tapi hidup yang tidak lama ini ternyata menentukan apakah kita menjadi the best, apakah kita akan masuk surga Allah, ataukah masuk neraka-Nya,” tegasnya.
Oleh karena itu, “Alangkah mulianya kita kalau kita menjadikannya untuk berdakwah, saling bertegur sapa, dan seterusnya. Tapi walaupun sebentar, itu menentukan. Oleh karena itu, marilah kita menjadi manusia yang terbaik.”
Ia kemudian bertanya kepada peserta, “Tapi fakta apa yang terjadi pada hamba Allah, apakah semuanya bersyukur?” tanyanya.
Arifin lantas membaca sebuah Surat Al-Mulk 23 yang menunjukkan bahwa hanya sedikit manusia yang bersyukur.
قُلْ هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُمْ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۖ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
Katakanlah: “Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.”
Editor Mohammad Nurfatoni