Tiga Difabel Hafal Quran
Yang membuat kagum bukan hanya penampilan musik mereka. Sebab, ternyata, di antara 20 siswa yang memainkan biola, double bass, keyboard, drum, dan vokalis itu, ada tiga pemain yang inklusi. Yaitu Fariza Naura Shaafiy (vokalis), Muhammad Hibram (vokalis dan keyboardis), serta Rizky Ahmad Mahendra (drummer).
Muhammad Hibram terlihat menonjol. Suara vokalnya merdu dan kuat. Meski dia tidak memiliki kemampuan melihat, tangannya lincah memainkan nada pada tuts keybord.
Yang juga bikin kagum, Hibram ternyata hafal al-Quran Braille 20 juz. Peserta musypimwil pun bertepuk tangan keras saat MC Dian Rahma menjelaskan soal itu. Tepuk tangan pun bergemuruh memenuhi aula.
Ditemui PWMU.CO usai tampil, siswa kelas XI IPS 1 itu mengaku senang bersekolah. “Sekolahnya masuk jam setengah 8 sampai jam 2, tapi aku pulangnya jam 5 sore,” ujarnya.
Siswa yang pernah tampil di Liverpol Inggris itu mengaku suka bermain laptop. Ketika ditanya apa yang dilakukannya, dia menjawab, “Aku suka belajar Office kayak Word, Excel, Power Point,” imbuhnya. Karena sekarang, lanjutnya, rata-rata difabel yang ahli di bidang komputer lagi booming.
Tidak sampai di situ, siswa disabilitas netra yang punya singgle lagu Kuharap Kau Menerimaku ini punya cita-cita studi lanjut ke perguruan tinggi. “Pinginnya di Unair dan Unesa. Kalau di Unair ingin Sastra Indonesia. Kalau di Unesa pinginnya Jurusan Pendidikan Luar Biasa,” ujarnya bersemangat.
Bakat Menyanyi dari Bunda
Vokalis Orkestra SMAMX, Fariza Naura Shaafiy mengaku kalau memiliki bakat menyanyi dari sang ibu. Siswi kelas X IPS bersuara indah ini mengatakan, “Ibu pas masih muda hobbynyanyi,” ujarnya.
Dengan al-Quran Braille, hafidhah 4 juz ini mengaku senang meski sempat merasa deg-degan sebelum naik ke atas panggung. “Senang sekali bisa tampil, tapi deg-degan juga,” ucapnya.
Fariza menuturkan kalau sudah menghafal mars Sang Surya dan Theme Song Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aiyiyah sejak dua pekan yang lalu. “Tapi lagu Sang Surya tadi ada yang lupa sedikit,” ujarnya sambil tersenyum. “Namun bisa tertutupi oleh suara Hibram. Sehingga tampak harmoni.”
Dia mengaku senang bersekolah di SMAMX karena memiliki teman-teman yang baik. “Teman-teman baik semua,” ujarnya.
Selama bersekolah di SMAMX, Farisza selalu diantar jemput oleh orang tuanya. Meskipun jarak rumah ke sekolah dekat, dia tidak berani berangkat atau pulang sendirian. “Takut,” ujarnya.
Baca sambungan di halaman 3: Bermain Drum dengan Sisa Pendengaran