MI Muhammadiya 2 Campurejo Meriahkan Karnaval Desa, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Nurkhan
PWMU.CO – MI Muhammadiyah 2 Campurejo Panceng, Gresik, Jawa Timur, ikut berpartisipasi meramaikan karnaval yang dilaksanakan Desa Campurejo, Ahad (28/8/22).
Sebelumnya terdapat kegiatan lomba-lomba untuk siswa Madrasah selama 3 hari, mulai dari Selasa-Kamis (23-25/8/22), baik lomba yang dikuti secara perorangan atau kelompok.
Wakil Kesiswaan Moh Zamroni SAg mengatakan lomba yang diikuti perorangan, ada mewarnai gambar wajah dengan mata tertutup, balap karung, merias teman dengan mata tertutup, maupun lari kelereng di atas sendok.
“Selain itu, ada juga lomba mengeluarkan bola dari kardus. Sedang yang yang kelompok ada meniti, karaoke, estafet pindah tepung, dan menghias tumpeng,” katanya.
Karnaval Desa
Kepala madrasah Nimatus Sholichah SAg membenarkan bahwa mengikuti karnaval pada hari ini merupakan Puncak kegiatan HUT ke-77 yang diadakan MIM 2. Yang sebelumnya mereka mengadakan kegiatan sekolah sendiri selama 3 hari dan ditutup dengan lomba karaoke, serta lomba hias tumpeng, Kamis (25/8/22).
“Kegiatan ini membantu menstimulasi kecerdasan motorik dan membantu siswa mengambil keputusan. Memberi kesempatan anak untuk bersosialisasi membuat, menerima tantangan dan menghadapi resiko,” jelasnya.
Dia memaparkan setiap tahun MIM 2 Campurejo Panceng selalu ikut kegiatan karnaval yang diadakan pemerintah desa, termasuk tahun ini. Apalagi sudah 3 tahun ini tidak ada kegiatan karnaval karena pandemi Covid-19, maka kita kompakkan ikut berpartisipasi dalam kegiatan desa.
“Tidak hanya itu, anak-anak juga di persiapkan sedini mungkin dengan kostum karnaval yang bermacam-macam agar penampilannya menarik ketika berjalan di depan masyarakat. Karena kegiatan ini juga salah satu momentum yang pas untuk mempromosikan sekolah kepada masyarakat Desa Campurejo dan sekitarnya,” tambahnya.
Kostum Aneka Ragam
Nimatus Sholichah menjelaskan kostum karnaval anak-anak beranega ragam. Untuk kelas I memakai pakaian profesi. Ada yang memakai baju pilot, dokter, guru, dan dokter. Kelas III memakai baju angkatan laut dan angkatan udara.
“Adapun kelas II dan IV memakai baju adat luar Jawa. Mulai dari baju adat Bali, Madura, Papua, dan Padang. Kelas V memakai baju adat Jawa Tengah, sedangkan kelas VI memakai baju putih karena barisan pembawa bendera.”
Selain anak-anak, lanjutnya, semua dewan guru pun ikut mendampingi dan memakai kostum adat istiadat, ada kostum Jawa dengan keris di pinggangnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.