PWMU.CO– Datang ke PCM Sepanjang Sidoarjo, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir meresmikan gedung SMP Muhammadiyah 2 Taman dan pelantikan kepala sekolah, serta meresmikan RS Siti Khodijah tahap dua.
Acara bertempat di Gedung SMP Muhammadiyah 2 Taman, Rabu (31/6/2022). Hadiri utusan Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah, pimpinan AUM, dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah-Aisyiyah Sepanjang.
Dalam sambutannya, Prof Haedar Nashir mengatakan, datang ke PCM Sepanjang sangat menarik. Selalu ada yang baru yang dihadirkan bagi kemajuan persyarikatan.
”Apa yang dilakukan menggambarkan dinamika kemajuan Muhammadiyah, sehingga sejalan dengan spirit kita, jalan pikiran kita untuk Islam berkemajuan, untuk kemaslahatan bangsa dan kemanusiaan,” kata guru besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Menurut dia, PCM Sepanjang memiliki warisan generasi awal yakni etos saudagar. ”Maka saya katakan PCM Sepanjang adalah Cabang Muhammadiyah saudagar. Termasuk Aisyiyah di dalamya,” ujarnya.
Tiga Etos Kerja
Dia menjelaskan alasannya. Pertama, etos saudagar itu etos yang berani menerobos. Selalu punya ide menghadirkan yang baru. Tidak punya modal cari modal sendiri. Tidak punya tenaga kerja berusaha dikerjakan sendiri.
Dia mencontohkan membangun gedung SMP sepuluh lantai, gedung SMA delapan lantai, RS Siti Khodijah enam lantai. Karena di perkotaan lahan terbatas, harganya juga mahal, maka ide pengembangan gedung harus ke atas.
”Itulah semangat kesaudagaran. Itulah etos generasi dahulu dari Kiai Dahlan. Jiwa wirausaha, jiwa saudagar berkembang di Muhammadiyah. Maka Muhammadiyah berkembang dari Yogyakarta ke Solo, Surabaya, Jawa Timur. Ke barat, Pekalongan, Jakarta, bahkan sampai luar pulau seluruh Indonesia,” katanya.
Kedua, spiritnya adalah tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Etos Muhammadiyah harus jadi pelaku tangan di atas. Tidak hanya berlaku bagi sesama manusia. Tetapi juga sebagai tijaroh atau jual beli kepada Allah swt.
”Apabila kita beramal saleh dan kita lipatgandakan maka Allah akan melipatgandakan sebanyak-banyaknya tijaroh kita,” ujarnya.
Lalu dia mengutip surat Ali Imran ayat 104 yang menjadi dasar organisasi Muhammadiyah.
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Menurut dia, orang Muhammadiyah diperintah Allah supaya menjadi orang yang tidak sekadar sebagai umat awam, tapi umat terpilih. Menjadikan dirinya sebagai orang yang terpilih.
”Untuk menjadi orang terpilih harus digembleng dulu supaya jiwanya kuat. Guru, pendakwah harus lebih tahu, lebih maju daripada murid yang didakwahi,” tuturnya.
Dengan misi al-Maun seperti Kiai Dahlan mengajarkan kepada murid-muridnya. Agar dalam diri ada dorongan untuk menjadi penolong bagi sesama, memberdayakan kaum fakir miskin, dan anak yatim.
Ketiga, menjadi kebanggaan karena akhlak yang mulia. Orang Muhammadiyah harus cerdas penuh inovasi, tetapi tetap berpijak pada akhlak mulia surat Ali Imran. ”Ta’muruuna bil ma’ruf wa tanhauna ‘anil munkar.”
”Kepintaran manusia tanpa akhlak hanya akan digunakan untuk mengakali, menzalimi, dan merugikan orang lain,” tandasnya.
Penulis Saparna Editor Sugeng Purwanto