Kalimah Spemdalas: Tenteramkan Hidupmu dengan Ikhlas; Liputan Ria Rizaniyah, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Kajian Muslimah (Kalimah) SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik, Jawa Timur, bertema ‘Tenteramkan Hidupmu dengan Ikhlas.’
Kalimah diikuti oleh siswa putri Spemdalas kelas VI-IX dan dilaksanakan di Andalusia Hall Spemdalas, Jumat (2/9/22) pukul 11.00-12.00 WIB. Kali ini materi disampaikan oleh Safirah Salmaa Nuryaningtri, siswa Kelas IX Damascus.
Dia menyampaikan, dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ikhlas diartikan sebagai hati yang jujur dan tulus. Secara istilah, ikhlas berarti kejujuran hamba dalam keyakinan dan perbuatannya hanya mengharapkan ridha Allah SWT.
“Perasaan ikhlas sangat mudah disebutkan, tapi terkadang susah untuk diterapkan,” katanya.
Menurutnya, rasa ikhlas ibarat tuas yang sangat berat untuk digerakkan. “Namun jika kamu berhasil menggerakkannya, kamu akan merasakan kenyamanan yang berbeda,” ujarnya.
Untuk bisa ikhlas, sambungnya, memang dibutuhkan hati yang lapang, ketabahan, dan kesabaran. Sebab, ikhlas adalah kunci dalam beribadah.
Dia mengatakan, selain merupakan tindakan terpuji, ikhlas menjadikan hati kita lebih tenang, tentram, dan hanya berharap pada Allah SWT semata.
“Sebagai seorang Muslim sudah sepantasnya jika sebisa mungkin kita meniatkan segala kegiatan kita niatkan untuk beribadah,” pesannya sambil mengutip al-Isra: 19: “Dan barangsiapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah yang usahanya dibalas dengan baik.”
“Sudah menjadi maklum bahwa ikhlas merupakan satu syarat diterimanya amal ibadah seseorang. Tanpa keikhlasan sebaik apapun amal usaha yang telah dilakukan oleh seorang mukmin tak akan ada nilainya di sisi Allah SWT,” jelasnya.
Perumpamaan Ikhlas
Safirah Salmaa Nuryaningtri menggambarkan ikhlas dengan sebuah gelas yang penuh air putih. Tak ada sedikit pun yang ada dalam gelas itu selain murni air putih belaka, tanpa tercampuri apa pun. Itulah yang disebut dengan ikhlas.
“Seseorang melakukan satu amalan hanya karena Allah semata, tak ada satu pun motivasi lain yang mencampurinya. Tak ada harapan surga, tak ada keinginan enaknya hidup di dunia, semua murni karena menghamba kepada Allah saja,” terangnya.
Safira menegaskan, ketika melakukan sesuatu untuk manusia, jangan mengharapkan ucapan terima kasih ataupun balasan dari mereka. Namun berharaplah hanya kepada Allah SWT.
“Sehingga kamu tidak peduli mereka mau berterima kasih atau tidak dengan apa yang telah kau lakukan,” tutur dia.
Dia kemusidan memberi contoh perilaku ikhlas dalam kehidupan sehari-hari. Pertama dalam beribadah, niatnya hanya ditujukan kepada Allah SWT, bukan untuk pamer, riya, atau mencari pengakuan orang lain.
Kedua, hendaknya mendahulukan sikap saling tolong-menolong sesama Muslim karena Allah SWT.
Ketiga, seorang Muslim juga dianjurkan untuk gemar melakukan perbuatan terpuji.
Di akhir cermahnya, dia menyampaikan manfaat ikhlas, yakninuntuk mendapat pahala dari Allah SWT, menjadi manusia yang pemaaf, hati selalu lapang dan terasa ringan dalam menjalani hidup, serta menjadi sosok yang hebat dan kuat.
“Jalani hidup meski kadang ada bagian yang tidak disukai. Terimalah kenyataan yang ada, bersyukur, ikhlas, dan sabar,” pesannya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni