PWMU.CO– Ceramah di atas mobil listrik dilakukan Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan Ustadz Masroin Assafani MA.
Acara itu saat menjadi pembicara pengajian bulanan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah Loa Kulu Kutai Kartanegara Kalimantan Timur, Ahad (4/9/2022).
Pengajian berlangsung di Kompleks Perguruan SMP/SMK Muhammadiyah Loa Kuli Jl. Muhammadiyah RT 12 Loa Kulu.
Hadir dalam pengajian ini Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Kalimantan Timur (Kaltim), Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Kaltim, PDM Kutai Kartanegara H Supriyanto, DPRD Kukar H Junaidi, PCM Loa Kulu Drs Suprianto, Sekcam Loa Kulu H Ibramsyah.
Juga hadir para guru kompleks pendidikan Loa Kulu dari SD, SMP, SMA/SMK dan jamaah pengajian 13 PCM se-Kabupaten Kukar.
Masroin Assafani didampingi Ketua Majelis Tabligh Kaltim Ustadz Baihaqi yang asli dari Paciran Lamongan. Pengajian mengusung tema Memaknai Kemerdekaan untuk Umat Berkemajuan.
Di saat Masroin Assafani naik mimbar setelah mengucapkan salam danpaparan awal, dia langsung memanggil anak-anak SMKM Loa Kulu mengendarai mobil tenaga matahari hasil karya siswa yang parkir di samping panggung acara.
Sontak para jajaran pimpinan ikut mendampingi, Masroin Assafani duduk di kanan sopir. Kemudian mobil dijalankan di depan panggung di hadapan para hadirin.
Masroin duduk didampingi perintis Muhammadiyah Loa Kulu, Slamet Waris yang berasal dari Weru Paciran. Dia ini merantau dari tahun 1976. Dia teman seangkatan Prof Syafiq A Mughni.
Lima Energi
Dalam ceramah di atas mobil listrik, Masroin Assafani mengajak para hadirin semangat mengisi kemerdekan dengan lima energi suci.
”Pertama, akidah suci. Kedua hati suci. Ketiga, pikiran suci. Keempat, amalan suci dan kelima, hasil suci,” ujarnya.
Kemudian penulis buku 99 Mutiara Hati ini menjelaskan, merdeka bermakna bebas dari segala penjajahan, tindasan, dan tekanan. ”Namun, merdeka yang sesungguhnya adalah orang yang menghambakan diri hanya kepada Allah swt,” terangnya.
Menurut dia, nilai kemerdekaan itu masuk dalam dasar negara Republik Indonesia yaitu Ketuhanan Yang Mahaesa. Maknanya, warga Indonesia itu orang yang bertuhan dan menghambakan diri kepada Allah swt.
”Jiwanya merdeka walau semisal dalam tindasan. Karena baginya Allah swt adalah tempat beribadah,” lanjutnya.
Kemudian Ustadz Masroin mengutip surat al-Kahfi ayat 110. ”Barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia mempersekutukan ibadah kepada Tuhannya dengan sesuatu pun,” katanya.
”Sebagaimana Hamka dalam tahanan, tapi beliau merdeka sehingga menyelesaikan tafsir Al Azhar,” jelasnya.
Di akhir ceramah, Masroin Assafani memberikan pertanyaan kepada seluruh peserta pengajian dan yang bisa menjawab diberikan buku 99 Mutiata Hati.
Masroin memberikan tiga pertanyaan. Pertama, apakah tema Muktamar Muhammadiyah ke 48 di Solo? Kedua, apakah tema Muktamar Aisyiyah ke 48 di Solo? Ketiga, siapa nama Ketua PWM Kalimantan Timur?
Jamaah yang berhasil menjawab dari PCA, guru SD Muhamamdiyah Lujanan, dan Ketua IPM Daerah Kutai Kartanegara.
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Sugeng Purwanto