Saat Foreigner Jepang Tertarik dengan Rak Komik Perpustakaan Spemdalas, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Ichwan Arif
PWMU.CO – Saat mengunjungi Perpustakaan Taman Ilmu SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik (Spemdalas), foreigner (orang asing) Yuriko Nakajima tertarik dengan rak buku yang berisi komik Naruto, Detektif Conan, dan Doraemon, Senin (5/9/22).
Setelah mengikuti Welcoming Party dengan Siswa Internasional Class Program (ICP) di Andalusia Hall, Yuriko, sapaan akrabnya, berkesempatan mengunjungi perpustakaan sekolah yang berada di lantai II. Setelah mengisi buku tamu, dia melihat rak buku yang berada di bagian depan sebelah kanan meja sirkulasi.
“Rak ini berisi komik Jepang,” ujar Dwi Bagus Gunawan SS, pustakawan.
Yuriko pun langsung melihat dari dekat komik yang berada di rak besi tersebut. Dia membolak-balik komik, mengamati beberapa cover komik yang tertata rapi di rak.
“Siswa di sini (Spemdalas) sangat menyukai komik Jepang,” kata Dwi Bagus Gunawan lagi. Yuriko pun tersenyum sambil mengamati komik.
Literasi di Jepang
Dalam kesempatan yang sama, Yuriko pun menjelaskan pembelajaran literasi yang dilakukan siswa di Jepang. Di sana sangat berbeda dengan pembelajaran literasi di Indonesia.
“Di Jepang, setiap pagi pustakawan keliling ke kelas-kelas untuk memberikan buku bacaan ke siswa. Tanpa ada guru pendamping, mereka pun membaca dengan seksama. Mereka sangat menikmati proses membaca meskipun tanpa pengawasan,” katanya.
Dia menceritakan setiap pagi siswa di Jepang memiliki pembiasaan membaca. Mereka pun dalam satu hari bisa menyelesaikan 1-2 buku bacaan. “Inilah literasi yang dilakukan siswa di Jepang. Kalau siswa di Indonesia masih ada jadwal khusus untuk membaca, tetapi kalau di sana (Jepang) tiap pagi mereka memiliki rutinitas membaca buku,” tambahnya.
Tidak salah, lanjutnya, budaya membaca di Jepang sangat terlihat. Ini tidak hanya dilakukan oleh siswa, tetapi semua orang di Jepang memiliki budaya membaca yang sangat tinggi.
“Perpustakaan harus mampu memfasilitasi dan mendukung proses berliterasi dalam meningkatkan budaya membaca. Selain buku berbahasa Indonesia, selayaknya perpustakaan di sini (Spemdalas) juga ada buku yang berbahasa asing, contohnya Inggris dan Jepang,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.