Inilah 10 Kota Indonesia Pembaca PWMU.CO Terbanyak; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Siapa sebenarnya pembaca PWMU.CO? Berbekal rekap data Google Analytics selama setahun—mulai September 2021 sampai Agustus 2022—Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni buka-bukaan jawabannya, Selasa (30/8/22) malam.
Fatoni–sapaannya—mengungkap ini pada Rembug Gayeng Media Ke-9 yang digelar Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dia memulai dengan menerangkan 10 pembaca terbesar PWMU.CO berdasarkan lokasi kotanya di Indonesia.
“Yang terbesar adalah Surabaya (21,5 persen), kedua Jakarta (17,3 persen), Semarang (5,2 persen), Depok (4,8 persen), Bandung (4,8 persen), Makassar (3,5 persen), Medan (2,9 persen), Pekanbaru (2,3 persen), dan Palembang (2 persen),” urainya.
Menurutnya, persebaran pembaca PWMU.CO di berbagai kota di Nusantara itu mencerminkan ciri jagad maya. “Tidak ada batas ruang, waktu, dan bisa diakses di mana pun!” jelas pria asli Lamongan itu.
Data ini menimbulkan pertanyaan bagi panitia dan peserta yang mayoritas asal Yogya itu. “Yogya nggak masuk 10 besar, ya?” tanya Feman Rahadi, pembawa acara.
Kata Fatoni, Yogya menduduki peringkat 15. “Karena Yogya kandangnya Muhammadiyah.or.id sama Suara Muhammadiyah, he-he-he,” jawabnya, mendiga.
Dari data persebaran pembaca PWMU.CO itu, Fatoni lantas menyimpulkan, “Juga sesuai karakter media digital: terbit di Surabaya, tapi banyak dibaca di luar Surabaya juga.”
Sebenarnya, lanjut Fatoni, ini keunggulan media digital yang harus kita pahami dan perjuangkan. “Di ruang yang bebas itu kita bisa melakukan apa pun untuk dakwah dan syiar!” tuturnya.
Demografi Pembaca PWMU.CO
Pembaca PWMU.CO dilihat dari gender, Fatoni mengungkap, ternyata hampir sama antara laki-laki (52 persen) dan perempuan (48 persen). Dia menyimpulkan, “Laki-lakinya lebih banyak sedikit.”
Sama seperti sifat Internet yang banyak dibaca generasi milenial, sambung Fatoni, pembaca PWMU.CO terbanyak di umur 18-24 tahun (lebih dari 25 persen), kemudian diikuti usia 25-34 tahun dan 35-44 tahun yang prosentasenya hampir sama yaitu sekitar 22 persen. “Yang paling sedikit kelompok usia manula (65 tahun),” ujarnya.
Selanjutnya, berdasarkan perangkat yang pembaca gunakan, PWMU.CO banyak diakses dari mobile (ponsel), yaitu 91 persen. Sedangkan pembaca yang mengakses dari desktop ada 7 persen dan dari tablet hanya ada 0,5 persen.
Kemudian Fatoni lanjut memaparkan smartphone yang paling banyak dipakai pembaca PWMU.CO. Dari yang terbanyak yaitu Apple, OPPO, Vivo, Samsung, dan Xiaomi.
Dari data itu juga diketahui, PWMU.CO terbanyak dicari melalui Chrome. “Kedua melalui BacaBerita app (Babe). Dia nggak izin, saya juga kesulitan menghubungi. Karena web kita itu setiap berita terbit otomatis masuk ke Babe. Ini disebut news aggregator,” ungkapnya.
Perbandingan Media Afiliasi Muhammadiyah
Meski laman web Alexa sudah tutup sejak Mei 2022, tapi kata Fatoni, posisi atau peringkat media masih bisa diakses lewat aplikasi. Di samping itu, pihaknya juga memantau posisi web melalui laman SimilarWeb.
“Pada bulan Juli, ranking global PWMU.CO 237 ribu. Kalau nasional 7600,” ungkapnya. Kalau dilihat berdasarkan kategori agama dan kepercayaan (di Indonesia), PWMU.CO menduduki peringkat ke-64.
“Total pembaca sebulan itu 267,7 ribu. Bouncy rate, kalau angkanya semakin sedikit, berarti orang berlama-lama di PWMU.CO. Kalau sekarang masih di angka 73,8 persen,” urainya.
Fatoni kemudian membandingkan dengan posisi Muhammadiyah.or.id pada bulan yang sama. “Itu global rankingnya untuk bulan Juli 2022 adalah 169 ribu. Lebih tinggi dari PWMU.CO. dengan ranking nasionalnya 5 ribu. Pembacanya 390 ribu,” terangnya.
Kata penulis Tuhan yang Terpenjara itu, Muhammadiyah.or.id tertinggi karena semua wilayah punya subdomain di sana sehingga semua mengaksesnya. Selain itu, juga menjadi portal berita official resmi Muhammadiyah nasional.
“Meski berita-beritanya mungkin tidak sebanyak PWMU.CO setiap harinya, tapi punya keunggulan aksesnya nasional,” imbuhnya.
Selanjutnya, Fatoni mengajak peserta melihat posisi Suaramuhammadiyah.id pada Juli 2022. Ternyata, peringkat globalnya 343 ribu, nasionalnya 11 ribu, dengan pembaca 157 ribu.
Dia juga membandingkan dengan Ibtimes.id. “Global ranknya 427 ribu. Peringkat nasionalnya 14 ribu. Pembacanya 112 ribu,” ujarnya.
Kalah dengan Media Ormas Lain
Dia menyatakan, peringkat PWMU.CO nomor dua di bawah Muhammadiyah.or.id itu sebuah kebanggaan. Tapi dia menyadari, kalau dilihat dan dibandingkan dengan media ormas lain, media Muhammadiyah kalah jauh.
Misal, media Nu.or.id. Global ranking sudah 22 ribu, peringkat nasionalnya sudah 503, dan pembacanya sudah 2,9 juta. “(Media) afiliasi teman-teman NU itu juga rankingnya tinggi-tinggi,” ungkapnya.
Dia menegaskan, “Ini yang sebenarnya harus jadi keprihatinan kita bersama untuk bangkit lebih baik! Muhammadiyah sebagai ormas berkemajuan tapi di bidang Web ini kalah jauh.”
“Ini menjadi catatan kita bersama bagaimana web-web Muhammadiyah bangkit dan serius untuk mengembangkan dakwah digital itu,” lanjutnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi, kata Fatoni, juga mengakui Muhammadiyah dalam hal ini masih terlambat. “Bangkit itu tidak mudah karena ada hal yang perlu diperhatikan agar web peringkatnya baik,” terangnya.
Salah satunya, kata Fatoni, harus punya banyak konten yang masih mungkin dicari awam di Google! (*)