Adab Berkomunikasi dengan Orangtua dan Guru; liputan Ria Rizaniyah, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Kajian Muslimah (Kalimah) SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Kabupaten Gresik, Jawa Timur bertema Adab Berkomunikasi dengan Orangtua dan Guru digelar, Jumat (9/9/22) pukul 11.00-12.00 WIB.
Kalimah kali ini disampaikan Eka Ayu Pradiska MPd I. Dia menyampaikan pengertian adab adalah kesopanan, keramahan, kehalusan, dan budi pekerti.
“Mengapa harus beradab? Tanyanya retoris. “Karena orang beradab sudah pasti berilmu. Dan orang berilmu belum tentu beradab.
Sedangkan yang dimaksud orangtua adalah ayah, bunda, dan ustadz-ustadzah.
Panduan Al-Quran
Eka Ayu Pradiska menjelakan perintah berbuat baik kepada orangtua tercantum dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 36: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada orang tuamu.”
Juga tersurat dalam al-Isra 23-24: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-sekali janganlah kamu mengatakan perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah perkataan yang mulia”.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’”
Pedoman Hadits
Selain dalam al-Quran, banyak hadits Nabi SAW yang memerinyajkan berbakti kepada orangtua, di antaranya:
“Dari Abdullah bin Ma’ud RA dia berkata: ‘Aku berkata kepada Nabiyullah SAW: Amal apa saja yang bisa mendekatkan kepada surga?’ Beliau menjawab: ‘Shalat tepat pada waktunya.’ ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau menjawab: ‘Berbakti kepada orangtua’. Kemudian aku bertanya, ‘Dan apalagi Nabiyullah? Beliau menjawab: ‘Jihad di jalan Allah.’” (HR Muslim).
Adab pada orangtua dalam hadits riwayat Tirmidzi.
رِضَا اللَّهِ فِـيْ رِضَا الْوَالِدَيْـنِ، و سخط اللَّهِ فِـيْ سخط الْوَالِدَيْنِ
Keridhaan Allah ada pada keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan kedua orang tua.” (HR Tirmidzi).
Adab terhadap guru sesuai hadits.
كنا جلوساً في المسجد إذ خرج رسول الله فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير لا يتكلم أحد منا
“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” (HR Bukhari).
Dalam hadits riwayat Bukhari adab terhadap guru sebagai berikut:
كنا جلوساً في المسجد إذ خرج رسول الله فجلس إلينا فكأن على رؤوسنا الطير لا يتكلم أحد منا
“Saat kami sedang duduk-duduk di masjid, maka keluarlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian duduk di hadapan kami. Maka seakan-akan di atas kepala kami terdapat burung. Tak satu pun dari kami yang berbicara” (HR Bukhari).
ما كان إنسان يجترئ على سعيد بن المسيب يسأله عن شيء حتى يستأذنه كما يستأذن الأمير“
Tidaklah sesorang berani bertanya kepada Said bin Musayyib, sampai dia meminta izin, layaknya meminta izin kepada seorang raja.”
Adab kepada seorang guru, Al-Imam As-Syafi’i berkata,
كنت أصفح الورقة بين يدي مالك صفحًا رفيقًا هيبة له لئلا يسمع وقعها“
Dulu aku membolak balikkan kertas di depan Malik dengan sangat lembut karena segan padanya dan supaya dia tak mendengarnya.”
Eka Ayu Pradiska juga menekankan berkomunikasi di media sosial juga harus dengan tutur kata yang sopan santun dan baik.
Dia lalu menjelaskan lima pengingat adab kepada orangtua. yaitu berbuat baik, tidak berkata kasar ‘ah’, berbakti, mengasihi, dan mendoakan.
Adapun Lima pengingat adab pada guru adalah. Pertama memberi salam terlebih dahulu ketika bertemu. Kedua berbicara dengan baik dan menunjukkan sikap merendahkan diri. Ketiga mematuhi perintahnya selama tidak bertentangan dengan Islam. Keempat menjauhi larangannya selama tidak bertentangan dengan Islam.
“Kelima dalam majelis pertemuan, hendaklah mendahulukan guru untuk menempati tempatnya dan memberikan kesempatan lebih dahulu,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni