Paksakan Saja Menulis, Ide Akan Mengalir; Oleh Dian Rahyu Agustina, guru SMK Muhammadiyah 2 Taman, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kompetensi menulis adalah kemampuan berbahasa tingkat tinggi yang tidak semua orang bisa melaksanakannya. Saya sebagai guru bahasa pun rasanya terlalu sulit untuk menuangkan ide jika tidak dipaksa keadaan. Guru lainnya pun cukup sulit jika tidak membiasakannya kemampuan yang satu ini.
Nah sebagai bagian dari Sekolah Menulis PWMU.CO, saya mencoba mengikuti pelatihan menulis pagi ini. Sibuk dengan kegiatan rutinitas mengajar terkadang juga membuat kesempatan menulis terganjal.
Namun karena terpacu oleh keinginan terus maju dan berprestasi, akhirnya meluluhkan hati untuk terus mengasah potensi dan kemampuan diri. Dan hadir dalam Pelatihan Menulis Opini di Gedung Muhammadiyah Jatim, Sabtu, 10 September 2022.
Prof Mudjia Raharjo menyampaikan dalam Kompas (19/3/2010) di halaman 10, tentang rendahnya guru menulis karya ilmiah. Sebetulnya bukan hanya guru yang sulit menulis, apalagi siswa. Dosen pun kurang suka menulis karena dianggap membuang waktu dan tidak menguntungkan secara finansial.
Menulis Penuh Berkah
Padahal jika kita telaten dan mau bersabar untuk menulis dengan menyampaikan bahasa kalbu—seperti dikatakan Nur Cholis Huda—pasti ada hikmahnya. Tulisannya tentang tragedi terowongan Mina tahun 1990 yang dimuat bersambung di Jawa Pos, sepulang dari berhaji, ternyata membawa berkah. Setelah dibukukan oleh Penerbit Bina Ilmu (Kisah Musibah Terowongan Mina) dia mendapat royalti yang cukup untuk membangun sebuah rumah yang pondasinya cukup lama mangkrak.
Jadi, menulislah dari hal-hal yang sederhana. Yang ada di sekitar kita diangkat menjadi tulisan yang menarik. Mencoba untuk menyampaikan lewat kata-kata. Tak perlu berseteru dengan diri.
Sulit, awalnya ya! Coba dan mencoba terus tanpa kata putus asa. Semakin banyak tulisan yang dimuat di media, insyallah akan semakin mahir menulis. Nah untuk itulah perlu dipupuk kemampuan yang satu ini.
Alhamdulillah bersyukur saya berjumpa dengan orang-orang hebat di PWMU. CO. Kita ditantang untuk menulis langsung setelah mendengar pengalaman para pakar menulis.
Momen berharga, ditunjang suasana yang adem juga alunan musik yang amat lembut, ternyata cukup membuat ide mengalir deras. Alhamdulillah muncul 300 kata dalam sekejap. Dan laptop yang menipis baterainya membuat hati juga berdebar-debar.
Muncul pula ide menulis kemampuan literasi anak-anak. Ini bisa jadi oleh-oleh saat balik ke sekolah, setelah pelatihan siang itu. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni