Datangkan Native Speaker dari Portugasl, SD Muda Tusida aplikasikan English Time; Liputan Dwi Arifiyanti, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Suasana berbeda tampak di Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 2 Tulangan Sidoarjo (SD Muda Tusida). Para siswa kelas 4 dan 5 tampak bersemangat dan antusias untuk mengikuti kegiatan Guest Teacher, Kamis (8/9/22).
Mr Bruno Alexander, native speaker yang berasal dari Portugal, bercerita bagaimana awalnya dia mengenal Islam lalu memutuskan untuk menjadi muslim. Sontak, seluruh mengucap hamdalah dan takbir dengan iringan gemuruh tepuk tangan yang memenuhi Aula SD Muda Tusida, tempat kegiatan berlangsung.
Menghitung dalam Bahasa Portugal
Suasana menjadi cair dan ramai kembali ketika Mr Bruno, sapaannya, menceritakan tanah kelahirannya Portugal. “Portugal merupakan sebuah kota kecil dengan cuaca yang bisa sangat dingin dan kadang juga hangat seperti Indonesia,” ujarnya.
Dengan sangat antusias anak-anak mendengarkan dan ingin bertanya secara langsung. “Mr Bruno, is Chistiano Rhonaldo your best friend?” ujar Nafis, salah seorang siswa kelas 5, yang memang sangat suka sepak bola.
Otomatis pertanyaan ini membuat semua anak-anak di aula tertawa. “No, but I know that he is nice and good person,” jawab Mr Bruno dengan tersenyum.
Seluruh siswa kemudian semakin antusias untuk bertanya, mulai dari hal-hal lucu seperti makanan Indonesia kesukaan, berapa lama akan tinggal, dan bahkan ada yang bertanya cara menghitung dalam bahasa Portugal. “Sir, can you teach us how to say number in Portugal? Ucap Izzam siswa kelas 4 Jeddah.
“Sure, you may repeat after me. Um, Duos, Tress, Quatro and Cinco,” jawab Bruno. Anak-anak mengikuti dengan semangat berhitung menggunakan bahasa Portugal.
Sementara itu, Bunda Mecha, salah seorang wali siswa menanggapi dengan positif terkait kedatangan native speaker tersebut. “Kegiatan seperti ini bagus sekali, Us, karena bisa menjadi wadah untuk seluruh siswa SD Muda mengaplikasikan apa yang sudah mereka dapatkan di kelas. Yakni ketika pelajaran Bahasa Inggris dan English Time,” tuturnya.
Dia berharap, dengan mendatangkan native secara langsung ke sekolah, menjadi salah satu agenda rutin dan alternatif kegiatan anak-anak untuk berbahasa Inggris. “Sehingga nantinya, anak-anak akan semakin percaya diri dalam berbicara bahasa Inggris,” ungkapnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.