Bjorka, Hacker Menantang Pemerintah oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan.
PWMU.CO– Pembobolan data oleh hacker Bjorka ramai di dunia maya. Yang dibobol data milik lembaga negara seperti Kementerian Kominfo, data kependudukan Kemendagri, hingga data BIN dan Presiden Jokowi. Data itu kemudian dijual di pasar internet.
Bjorka malah menantang pemerintah Indonesia untuk menangkapnya. Di sela keramaian ini video viral pernyataan Bambang Tri juga menyeruak. Bambang Tri, penulis buku Jokowi Undercover yang dipenjara tiga tahun, saat bebas bersuara lantang lagi membuat seri laporan kehidupan Presiden Jokowi tentang pemalsuan data riwayat hidupnya.
Bjorka mengejutkan dan akun instagramnya membuat gemetar pejabat penting Indonesia. Data pribadi diretas mulai Puan Maharani, Erick Thohir, Johnny G Plate, Tito Karnavian, Luhut Panjaitan hingga Joko Widodo. Badut Istana Denny Siregar pun ikut dibongkar-bongkar. Menko Polhukam Mahfud MD menyatakan kebenaran data yang diretas oleh Bjorka meskipun menurutnya masih yang umum.
Kabinet geger dan Jokowi ketar-ketir lalu membentuk tim lintas sektoral emergency response yang terdiri dari Kemenkominfo, BIN, BSSN, dan Polri untuk melawan Bjorka. Bjorka sendiri mengindikasikan keberadaan dirinya di Polandia karena menurut pengakuannya ia berteman dengan orang Indonesia di Warsawa. Eks pelarian tahun 1965.
Meski baru data umum yang dibuka namun bukan mustahil ada data spesifik yang dimiliki dan dapat segera dipublikasikan. Surat menyurat Presiden dengan BIN yang dikategorikan rahasia saja sudah diketahui. Bjorka menyatakan bahwa negara ini telah lama dijalankan dengan sewenang-wenang dan tanpa perlawanan. Ia siap menjadi martir untuk menampar muka pejabat-pejabat itu.
Bambang Tri tetap keras menyerang Jokowi. Melalui video yang viral ia menegaskan Jokowi telah menggelapkan asal-usulnya. Katanya ibu Jokowi adalah Yap Mei Hwa. Bantahan keluarga tidak menyurutkan keyakinan Bambang bahwa ibunda Jokowi bukan Sudjiatmi. Ayahnya Widjiatno Noto Mihardjo adalah tokoh PKI. Ia menyebut ijazah palsu Jokowi menjadi dasar pendaftaran ke KPU.
Komisioner HAM saat itu Natalius Pigai pernah mengusulkan pembentukan tim independen untuk klarifikasi. Menghimpun data primer, sekunder, penelitian ilmiah hingga tes DNA. Usulan itu jika dipenuhi dan dijalankan tentu dapat menghentikan polemik asal usul Presiden Jokowi. Membungkam Bambang Tri atau membenarkan. Penjara ternyata tidak cukup.
Kembali pada Bjorka yang siap membocorkan data MyPertamina. Menyinggung aksi penolakan kenaikan harga BBM . Tujuannya ”Untuk mendukung orang-orang berjuang melakukan demonstrasi di Indonesia terkait harga BBM. Saya akan mempublikasikan data MyPertamina,” katanya.
Ia mengunggah berita Erick Thohir yang keliling daerah di tengah kenaikan harga BBM. Demikian juga Puan yang merayakan ultah di DPR saat mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung DPR.
Serangan Bjorka dan Bambang Tri kepada Jokowi dan pemerintahannya menunjukkan bahwa kredibilitas Jokowi semakin diragukan. Pemerintahan yang lemah dan rawan. Apalagi aksi-aksi mahasiswa, buruh, dan umat Islam ternyata kini bukan sekadar mendesak agar BBM dan harga-harga barang saja yang diturunkan, melainkan tuntutan agar Jokowi pun segera turun.
Bandung, 13 September 2022
Editor Sugeng Purwanto