Asyik Main HP, Waspadai Obesitas oleh Viki Safitri, Guru dan Koordinator K3S Sekolah Sehat.
PWMU.CO– Tingginya minat bermain gawai atau handphone (HP) menjadi salah satu faktor meningkatnya obesitas. Juga pada anak-anak. Bermain gawai mengurangi mobilitas dan membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu diam di tempat. Padahal aktivitas fisik sangat diperlukan untuk membantu metabolisme tubuh.
Berdasarkan survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI, 2020) sekitar 71,3 persen anak usia sekolah memiliki gawai dan memainkannya dengan intensitas yang cukup lama dalam sehari. Apalagi selama pandemi Covid-19, mereka lebih asyik main HP daripada bersosialisasi dengan teman-temannya.
Kurang aktivitas fisik memicu terjadinya obesitas, diabetes, hipertensi, keropos tulang, hingga penyakit jantung. Didukung dengan rendahnya intensitas jam pelajaran olahraga di sekolah. Hanya 2 jam pelajaran dalam sepekan.
Mengutip laporan Daily Mail (25/7/2019), penelitian Universitas Simon Bolivar Kolombia mengungkapkan, orang yang menghabiskan lima jam atau lebih di depan ponsel memiliki 43 persen kemungkinan obesitas.
Prof Mantilla-Morron, dokter spesialis jantung paru dan rehabilitasi vaksular Universitas Simon Bolivar menerangkan, hasil penelitian ini memungkinkan untuk menyoroti salah satu penyebab utama obesitas fisik, faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Para peneliti mengamati lebih dari 1.000 mahasiswa pria dan wanita antara bulan Juni – Desember 2018 dengan melacak smarthphone-nya. Lebih dari 25 persen peserta kelebihan berat badan dan hampir 5 persen mengalami obesitas karena menghabiskan lebih dari lima jam menggunakan ponsel.
Sambil menggunakan ponsel, mereka juga cenderung minum minuman manis dan makanan cepat saji, dan tidak beraktivitas fisik. Menariknya lagi, wanita yang menggunakan ponsel lebih dari 5 jam ternyata dua kali berpeluang lebih gendut dibandingkan pria.
Permainan Tradisional
Berdasarkan fenomena di atas, perlu pencegahan obesitas orang dewasa dan anak-anak. Pada anak-anak, salah satunya dengan menambah kegiatan fisik anak saat di sekolah di luar jam pelajaran olahraga. Misal pada kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan fisik.
Bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional, 9/9/2022, SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik Sekolah Sehat Nasional mengajak ratusan siswanya untuk berolahraga. Khusus di hari itu, siswa diajak beraktivitas di luar kelas.
Ada berbagai jenis olahraga yang dilakukan siswa. Mulai dari futsal, basket, bulutangkis, hingga permainan tradisional yang melibatkan fisik seperti tapak gunung dan gobak sodor.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan, 4 dari 5 siswa kelas II mengaku baru mengenal permainan tradisional gobak sodor.
”Baru tahu gobak sodor, ternyata mainnya seru,” ungkap M Hafidz Syahputra Nothie, salah satu siswa kelas II Al-Jamal SD Muhammadiyah 2 GKB.
Ternyata permainan tradisional gobak sodor tak kalah seru dengan permainan online. Banyak siswa yang antusias memainkannya. Kegiatan ini, selain memperkenalkan permainan tradisional, juga bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas fisik siswa di sekolah.
Tak hanya itu, perlu edukasi pentingnya pembinaan kesehatan olahraga sesuai dengan Trias UKS. Skrining kesehatan siswa secara berkala seperti penambahan tinggi dan berat badan menjadi penting, untuk mengontrol bagaimana perkembangan kebugaran siswa.
Juga perlu kontrol dari orang tua terhadap intensitas penggunaan gawai pada putra-putrinya. Misal, dibuat jadwal khusus untuk bermain gawai saat di rumah. Anak hanya boleh bermain gawai saat hari libur sekolah dengan intensitas 2 jam maksimal dalam satu harinya.
Dengan adanya sinergi antara sekolah dan orang tua, risiko meningkatnya obesitas pada anak dapat ditanggulangi. (*)
Editor Sugeng Purwanto