Kisah Heroik Guru dan Karyawan Spemdalas Mengibarkan Bendera dalam Unity Flag; Liputan Anis Shofatun, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Sukses sendiri itu biasa, sukses bersama-sama itu luar biasa. Kalimat motivasi itu terus digaungkan oleh Afif Hidayatullah SE SPd pada kegiatan Gathering Guru dan Karyawan SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik, di Kebun Teh Wonosari, Lawang, Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/8/2022).
Unity flag yang bermakna persatuan bendera menjadi game menarik yang dihadirkan oleh tim Power Inspiration pada kegiatan yang digelar di lapangan hijau kebun itu. Sinar matahari mulai terasa panas terik siang itu, tiba-tiba Coach Afif—sapaan Afif Hidayatullah—memanggil team leader tiap kelompok di lapangan samping. Sementara peserta lain masih asyik bermain game lainnya di lapangan hijau satunya.
Enam team leader diberikan tantangan untuk mengatur strategi bagaimana mendirikan bendera Indonesia dan bendera Spemdalas dapat berkibar di ketinggian. Tidak semudah yang dibayangkan, karena dalam permainan itu, tiang bendera harus dirakit dulu, dan digerakan tanpa disentuh tangan melewati luasan wilayah berukuran 5 x 5 meter persegi yang dibatasi tali rafia setinggi 50 sentimeter.
Terlebih game ini mensyaratkan semua tim harus terlibat dan tidak ada satupun yang nganggur. Semua harus memiliki kontribusi dari aspek manapun. Peserta hanya dibekali tali rafia satu bendel, tongkat HW, dan satu gunting.
“Ayo ambil bagian, jangan ada satupun yang nganggur, cuek. Sukses sendiri itu biasa sukses bersama itu luar biasa,” suara lantang Coach Afif kembali terdengar.
Sejumlah delapan puluh peserta terlihat gesit bergerak. Coach Afif hanya memberikan waktu 30 menit menuntaskan tantanganya. Sebagian peserta langsung mengambil empat tongkat HW (Hizbul Wathan). Mereka bahu-membahu merakitnya menjadi tiang bendera yang tinggi, sebagiannya lagi mengambil potongan kayu bambu untuk pasak.
Pada bagian lain, peserta ibu-ibu mengambil gunting membantu mengukur dan memprediksikan panjang tali yang digunakan sebagai penahan kaki tiang. Di sisi selatan terlihat sepuluh bapak yang mengatur strategi bagaimana antisipasi jikalau ada kejadian atau kendala atau bahaya yang akan terjadi.
Tibalah saatnya menegakkan tiang bendera dan menggiringnya berjalan menuju titik pusat wilayah segiempat sakral ditengah-tengah lapangan tersebut. Lagi-lagi Coach Afif memberikan warning waktu tinggal sepuluh menit. Kondisi mulai tegang, setiap peserta mulai bergerak mengambil posisi dengan tujuan menjaga tiang tetap tegak dan tergiring masuk kawasan persegi empat.
Tali rafia yang terikat di tiang mulai ditarik peserta dari berbagai sisi. Terlihat bagian atas tiang mulai goyah tidak kuat menahan tarikan. Dan tiba-tiba “kreek..kreek …kreeek,” tiang pada tengah tongkat kedua terlihat mulai patah, hingga terlihat bagian tengah kayunya. Tapi bendera belum sampai jatuh ke tanah.
“Jika Spemdalas berhasil kembali menegakkan tiang bendera ini. Maka menjadi satu-satunya sekolah yang berhasil sukses dan tangguh,” kata Afif.
“Selama ini belum ada yang berhasil, bahkan banyak yang akhirnya hanya meninggalkannya begitu saja kegagalanya,” imbuhnya.
Naik Punggung
Sontak dengan sigapnya terlihat Muhammad Hasbi Asshidqi SPd sudah naik di atas punggung peserta lainnya dan dengan penuh semangat mengikat kembali patahan tiang bendera.
Dari bawah, peserta lainnya mengulurkan tali pengikat dan memberikan semangat kepada Hasbi panggilan akrabnya. Tidak sampai lima menit guru seni budaya itu berhasil mengikat kuat tiang bendera dan kembali turun untuk membiarkannya tegak berkibar.
Peserta lainnya saling berkomunikasi mengatur strategi agar kesalahan tidak terjadi dua kali. Tidak disangka pula, ternyata di sebelah arah barat terlihat Muhammad Rokib yang sudah naik di atas pohon. Di wawancarai PWMU.CO melalui sambungan telepon, Rabu (14/9/2022), pramubakti Spemdalas ini menceritakan alasan terbesitnya niatan naik pohon.
“Saya melihat tiang itu tidak berimbang penahannya, pikiran saya kalau dibiarkan tiang bendera akan roboh ke depan,” katanya
Pria asal Wedoro, Glagah, Lamongan ini akhirnya terbesit naik ke atas pohon disamping barat lapangan. Dia menarik tali dan mengikatnya di bagian atas pohon arah sejajar dengan posisi tali yang terikat tepat di bagian bawah bendera.
“Maka harus ditarik ke arah samping barat tapi agak tinggi bukan kebawah,” lanjutnya menceritakan ide yang terbesit dalam pikiranya.
Akhirnya, seluruh peserta bergotong-royong menggerakan melalui tali rafia dari berbagai sisi. Tiang bendera Indonesia dan Spemdalas dapat berdiri tegak dan berkibar melambai-lambai dibawah hembusan angin dihamparan lahan hijau kebun teh Wonosari Malang ini.
Selanjutnya, dikomando Bambang Hermanto seluruh peserta melakukan hormat bendera dan menyanyikan lagu Syukur, Indonesia Raya, dan Sang Surya.
Di akhir kegiatan Kepala Spemdalas Fony Libriastuti MPsi menyampaikan kebersyukurannya atas kekompakan dari seluruh guru dna karyawannya.
“Alhamdulillah, hari ini kita bisa belajar dari sebuah permainan. Saya bangga atas kekompakan dan rasa memilikinya terhadap Indonesia dan Spemdalas melalui game permainan ini,” tuturnya.
“Semoga saatnya kita kembali di rumah Spemdalas, tetap terjaga teamwork baiknya, semangatnya, dan rasa kekeluarganya. Sehingga Spemdalas tetap dapat memberikan layanan pendidikan terbaiknya sebagai Sekolah para Juara dan Sekolah Internasional,” harapnya
Master Trainer Afif Hidayatullah juga memberikan apresiasi kepada tim Spemdalas. “Luar biasa prestasi keluarga besar Spemdalas ini, terlihat bagaimana kesigapan tiap timnya. Bahkan tidak menyerah di kala sudah jatuh,” katanya diikuti tepuk tangan yang neriaj dari seluruh peserta.
Selanjutnya, kegiatan diakhiri dengan berfoto bersama dan pembagian hadiah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni