Teatrikal Jokowi dalam Demo Kenaikan Harga BBM. Liputan Alfain Jalaluddin Ramadlan, Kontributor PWMU.CO Lamongan
PWMU.CO – Gelombang aksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi di berbagai wilayah masih berlangsung.
Kali ini, 800 mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Lamongan yang tergabung dari PK IMM ITB AD, PK IMM Unisda, PK IMM Abu Hanifah, PK IMM STAIM, PK IMM Harun Arrasyid, PK IMM Ibnu An-Nafis, PK IMM Al Iskandariyah, PK IMM Muhammad Al Fatih dan PK IMM STIT Paciran menggeruduk Gedung DPRD Lamongan, Senin (12/9/2022)
Dalam pantauan PWMU.CO, massa IMM berorasi secara bergantian serta membentangkan bendera IMM dan poster penolakan kenaikan harga BBM.
Di tengah-tengah orasi, kader IMM menyelipkan aksi teatrikal. Aksi seolah-olah masyarakat ditemui langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Dalam aksinya, Alif Bin Khoir memeragakan sebagai Presiden RI dengan memakai jaz hitam, celana hitam dan dilengkapi dengan sepatu pantofel hitam. Nada suaranya juga khas, layaknya Joko Widodo.
Kemudian, ada Vawanda Noval Ozi Putra dan Immawan Imam Hanafi yang berperan sebagai masyarakat kecil, serta Immawan Abdul Muiz sebagai jurnalis media.
Peragakan Keputusan Jokowi Naikkan Harga BBM
Dalam teatrikal itu, Alif Bin Khoir yang menjadi Presiden Jokowi seolah menyampaikan bahwa keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM telah melalui berbagai pertimbangan.
Di awal, Alif Bin Khoir menyapa seluruh pendemo, “Selamat siang, salam sejahtera bagi kita semuanya. Shalom, Om Swastiastu, Namo Budaya, Salam Kebajikan. Selamat Sejahtera bagi kita semua,” sapanya.
“Bapak ibu yang saya hormati, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia,” imbuhnya.
“Saya sebenarnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN,” kata Alif Bin Khair memeragakan Jokowi sambil peserta demo menyoraki “bohong-bohong” dengan suara yang keras.
Tetapi, lanjutnya, anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari 152 T menjadi 525 T
“Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM, sehingga harga beberapa jenis BBM selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian dan sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran,” ungkapnya.
“Pemerintah berkomitmen agar penggunaan subsidi yang merupakan uang rakyat harus tepat sasaran,” ucap Jokowi KW yang diperankan oleh Alif Bin Khoir.
Peragaan Masyarakat Kecil
Pernyataan Jokowi KW itu kemudian dijawab Vawanda Noval Ozi Putra yang memeragakan sebagai masyakarat kecil dengan kedua tangan terborgol.
“Bapak bilang, bantuan tadi tepat sasaran. Tapi bapak tidak tau aslinya. Bapak setiap hari itu sedang di istana, bapak tidak tau aslinya seperti apa. Bapak mudah untuk beli apa-apa. Tapi Kita sebagai masyarakat kecil semakin hari semakin sengsara,” katanya.
Wanda pun meminta agar Jokowi melihat ke lebih dekat, rakyat kecil yang sedang menjerit kelaparan.
“Kita lihat, negara kita telah dilanda Covid-19 ekonomi kita sulit pak. Langsung bilang saja kalau meningkat. Tidak usah ditutupi dengan kata kata penyesuaian,” ucap Wanda.
Dia pun meminta agar Jokowi melihat masyarakat kecil dan gojek yang sedang sulit mencari kerja. Jokowi memang enak tinggal duduk di kursi empuk. Berbeda dengan masyarakat kecil yang setiap hari berfikir bagaimana mencari makan untuk besoknya.
“Mohon dengar hormat pak Jokowi, lihatlah mereka masyarakat kecil. Mereka dulu telah memilih bapak. Tapi ketika dipilih malah menyengsarakan rakyat. Saya harap bapak bisa memanusiakan manusia. Saya mohon jangan begitu pak. Lihat kita semua,” pinta Wanda.
Bungkam Aspirasi Rakyat
Kemudian Alif Bin Khoir yang memeragakan sebagai Presiden RI mengambil isolasi dan menempelkannya di mulut masyarakat yang sedang bersuara.
“Sudah. Sabar. Katanya orang Jawa itu sabar. Saya juga orang Jawa. Saya seperti kalian semua, saya juga suka jualan seperti orang Indonesia. Tahun 2019 saya pernah jualan, hasilnya luar biasa. Rakyat Indonesia pilih nomor 1,” katanya.
Pada tahun 2019, kata Alif BK—yang memeragakan sebagai Jokowi—mengatakan, dia jualan janji. Jualannya lumayan pada 2019 dapat 80 juta suara.
“Kalian diam saja di rumah. Saya yang membuat kebijakan, kenapa kalian yang bingung. Kalian makan nasi nggak? Saya juga makan nasi. Kenapa ketika beras naik kalian tidak demo. Kalian masak pakai minyak nggak? Saya masak juga pakai minyak goreng. Kenapa kalian demo?” tanyanya.
“Saya tahu, saya ini di fitnah-fitnah, dijelek-jelekan. Saya diam saja. Tapi di Lamongan akan saya sampaikan saya akan lawan,” ucap Alif Bin Khoir seperti nada Jokowi.
Kemudian, dia juga meminta agar media menginformasikan yang baik-baik saja. Jangan meng-upload yang hoax-hoax saja.
“Teman jangan membuat yang hoax. Buat lah yang benar. Jadi saya saja yang urus negara. Kalian belajar saja di rumah, ujarnya.
Para peserta aksi demo pun bersorak tanda tidak percaya kepada presiden KW tersebut. Aksi demo menghadirkan teatrikal Jokowi ini sebagai strategi aksi untuk menyatakan aspirasi rakyat. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni