Perumpaaan Pohon Kurma dan Lebah Dibahas di Pengajian Ahad Ini, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Mahfudz Efendi
PWMU.CO – Dalam riwayat hadits, Rasulullah Muhammad SAW banyak memberikan perumpamaan orang Muslim. Dua diantaranya adalah ibarat pohon kurma (an-Nakhiili) dan lebah (an-Nahl).
Hal inilah yang disampaikan KH Muhammad Rifki Rosyidi Lc MAg yang dalam Pengajian Ahad Pagi di Masjid At Taqwa Perguruan Muhammadiyah Giri Kebomas Gresik, Jawa Timur, Ahad (18/9/22). Dia menyampaikan perumpamaan itu dimaksudkan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang berakal.
“Menukil hadist riwayat al-Baihaqi, perumpaan seorang muslim itu ibarat lebah. Perumpamaan seorang mukmin seperti lebah, apabila dia makan, maka yang dimakan adalah suatu yang baik. Jika mengeluarkan sesuatu, dia pun mengeluarkan sesuatu yang baik. Jika hinggap pada sebuah dahan untuk menghisap madu, dia tidak mematahkannya,” ujar Pimpinan Ponpes Modern Paciran Lamongan ini.
Apabila lebah makan, maka dia memakan suatu yang baik. Seorang Muslim itu dalam mengonsumsi makanan wajib bersumber dari yang baik. Dalam beribadah bersumber dari dalil yang shohih minimal hasan.
“Di zaman media sosial media seperti saat ini, dalam memperoleh dan meneruskan sebuah informasi yang didapatkan harus pula berasal dari sumber yang benar dan dapat dipertangungjawabkan karena menurutnya tidak semua informasi itu disampaikan sekaligus begitu saja, setiap tempat ada ucapan yang cocok, setiap waktu ada ucapan yang sesuai.”
Mengambil yang Baik
Muhammad Rifki Rosyidi menjelaskan lebah jika mengeluarkan sesuatu, dia pun mengeluarkan sesuatu yang baik. Seorang Muslim mengambil yang baik, mengeluarkan sesuatu baik sikap maupun ucapan juga baik.
“Orang sekitar muslim merasa aman dan nyaman dari tangan dan lisan seorang muslim sebagaimana perumpaan hewan lebah. Lebah jika hinggap pada sebuah dahan untuk menghisap madu, dia tidak mematahkannya. Di manapun umat Islam tidak boleh bersifat merusak, semestinya menimbulkan pengaruh positif yang mampu menggerakkan orang lain untuk melakukan kebenaran,” ujarnya.
Konsep Hijrah
Konsep hijrah, Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini menjelaskan bukan untuk meninggalkan komunitas, bukan menyendiri, berinteraksi dengan masyarakat itu tanpa harus melukai dan meninggalkan identitas kita.
“Sebagaimana konsep Islam moderat, ummatan wasathan itu berinteraksi tanpa meninggalkan dan menanggalkan identitas Islam yang dimiliki seorang Muslim.”
Sebagaimana lebah, lanjutnya, seorang Muslim juga diibaratkan pohon kurma. Kurma itu tidak pernah menjatuhkan daunnya. Dia dapat tumbuh di tempat ekstrim. Kualitas kurma di Arab dengan karakteristik keekstriman tempat tumbuhnya lebih bagus dibanding tumbuh di tempat yang lain.
Pohon kurma, sambungnya, memberikan kenyamanan bagi yang ingin berteduh di bawah rindangnya daun-daunnya tanpa rasa was-was. Orang Muslim itu harus memiliki idiologi dan identitas yang kuat, namun tetap mampu memberikan kenyamanan dan keamanan serta dapat mengembenagkan kasih sayang.
“Jangan sampai kebencian terhadap sebuah kaum, membuat Muslim tidak berbuat adil terhadap mereka.”
Memberikan Kebermanfaatan
Muhammad Rifki Rosyidi menyampaikan pohon kurma tidak bisa berbuah matang tanpa angin berbalut panas khas padang pasir yang menerpanya. Artinya, dengan berbagai keterbatasan fasilitas Muslim harus tetap mampu memberikan kebermanfaatan.
“Tidak ada back up materi atau kekuasaan sekalipun seorang Muslim harus dapat berkontribusi lebih baik, dan berprestasi serta tidak mudah berputus asa.”
Pada pengajian tersebut, Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebomas memberikan golden ticket pada siswa kelas III SD Muhammadiyah Giri (SD Muri) Atallah Alkalifi Farobi yang membacakan ayat suci Alquran.
Selain itu, ada kejutan untuk jamaah pengajian yang hadir berupa pengundian 1 doorprize berupa 1 tiket gratis biaya penggembira Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Surakarta November 2022 nanti.
Setiap jamaah yang hadir diberikan potongan kertas dengan stempel PCM Kebomas. Mereka diminta menuliskan nama dan alamatnya di kertas itu untuk selanjutnya kertas digelintir dan dimasukkan dalam kaleng plastik untuk diundi di akhir pengajian.
Adalah Zainul Aminin jamaah Pengajian Ahad Pagi asal PRM Kajen Giri yang berhasil memenangkan tiket yang diundi dan diambil Ketua PCM Kebomas Slamet Dalhar SP secara fair. (*)
Co-editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.