PWMU.CO– Guru Jepang, Terada Kosuke (22), telah hadir di SMA Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo sejak Rabu (14/9/2022).
Kosuke adalah mahasiswa jurusan Ilmu Politik di Keio University, Tokyo. Dia ikut program mengajar Japan Foundation (JF) yang kerja sama dengan sekolah Muhammadiyah.
Kosuke, sapaan akrabnya, pertama masuk Smamita langsung terkesan. Menurutnya, semua guru dan siswa ramah sekali. “Tidak seperti di Jepang siswanya serius. Kalau di Smamita semua siswa banyak senyum,” katanya dengan Bahasa Indonesia terbata-bata.
Kosuke mengaku, baru pertama kalii ke Indonesia. Sebelumnya ia pernah ke Prancis, tapi dengan program yang berbeda. Kalau soal makanan Indonesia, dia suka nasi rawon. Kalau minuman lebih menyukai es teh atau es jeruk, karena cuaca di Indonesia cukup panas daripada di negaranya, Jepang.
Begitu dia masuk Smamita disambut meriah puluhan siswa-siswi Excellent Class International dengan membawa bendera Indonesia dan Jepang. Edwin Yogi Laayrananta MIKom, Kepala Smamita mengalungkan syal dan udeng pacul gowang khas Kabupaten Sidoarjo.
Seperti program JF tahun-tahun sebelumnya, guru Jepang ini dijadwalkan oleh JF selama enam bulan ke depan. Mulai September 2022 hingga Maret 2023.
Sementara Mokhamad Ikhuwan SPd, guru Bahasa Jepang Smamita sebagai Counter Partners (CP) mengatakan, saat pelatihan Kosuke sebagai Nihongo Partners (NP) di Hotel Mojopahit Surabaya (15-16/9/2022), ada beberapa materi yang akan diajarkan di kelas. Di antaranya tentang seni budaya Jepang, musik, atau olahraga.
“Selain itu, ia nanti juga akan mengenalkan makanan-makanan Jepang kepada anak-anak. Dan saya rasa ini akan membuat siswa merasa lebih senang dalam belajar,” katanya.
Ikhuwan juga berharap ke depan ada alumni Smamita yang melanjutkan studi ke Jepang. Sekolah sudah menyediakan fasilitas kerja sama dengan beberapa lembaga yang ada di sana (Jepang) untuk menampung siswa.
“Yang perlu dipersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan di Jepang, paling tidak harus lolos tes Bahasa Jepang, N5 atau N4. Kalau Bahasa Inggris seperti tes Toefl atau IELTS,” ujarnya.
Ke depan, masih kata Ikhuwan, sekolah (Smamita) akan lebih giat untuk melakukan kerja sama dengan pendidikan di luar negeri. Baik jenjang SMA maupun Perguruan Tinggi.
Penulis Emil Mukhtar Efendi Editor Sugeng Purwanto