Diuji HP Raib, Akhirnya Mengharumkan Nama Indonesia di Jerman; Kisah anak kontributor PWMU.CO Gresik Estu Rahayu sukses juara I kompetisi internasional.
PWMU.CO – I have lost something and it means I will get something. Saya kehilangan tetapi itu berarti saya akan mendapatkan sesuatu. Peribahasa bahasa Inggris ini menggambarkan peristiwa yang anak saya alami.
Langit masih gelap ketika Alifah Salsabila, mahasiswa semester V Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabya yang tergabung dalam Tim Spektronics ITS Chem-E-Car, menuju Bandara Juanda dengan tujuan Aachen (baca: Ahen) Jerman, Sabtu (10/9/2022).
Saat itu pukul 03.17 WIB, terlihat dari foto pertama yang dia kirim ke grup keluarga berlatar pintu keberangkatan internasional. Tampak dia dan teman-temannya kompak menggunakan jaket biru tua bertuliskan Spektronics di punggung mereka.
“Alhamdulillah,” ucap saya dalam hati. Saya bersyukur pada Allah atas kesempatan ini. Kemudian, Alifah–sapaannya–menulis di grup WhatsApp keluarga, “Doakan Alifah, Abah, Ummi.”
Alifah berangkat bersama lima temannya dan seorang dosen untuk mengikuti 17th Chemcar Competition, Symposium (Bio) Process Engineering: A Key to Sustainable Development 2022. Mereka transit di Kuala Lumpur Malaysia dan Dubai.
Pikiran saya dan suami, Masrin SPd SE, pun sampai pada kenangan perjuangan saat Alifah bersekolah. Beberapa kali dia gagal berangkat wisata karena ikut seleksi olimpiade atau semacamnya. Sering juga saat itu dia protes pada gurunya atau saya, “Kapan saya punya kesempatan jalan-jalan seperti mereka?”
Di kala itu, suami saya selalu menghiburnya. “Insyaallah, suatu saat kamu akan diberi Allah kesempatan, bahkan bisa melebihi teman-temanmu,” ujarnya. Kalimat itu selalu terkenang. Saat inilah kesempatan itu Allah berikan pada Alifah. Dia bisa jalan-jalan ke luar negeri bersama teman-temannya.
“Jangan lupa kirim foto ya, Nak!” pesan saya. Beberapa saat kemudian, dia mengirim rekaman video ketika pesawat hendak terbang. Tampak rumah dan jalan raya semakin kecil dan kabur hingga tersapu awan. Akhirnya yang terlihat hanya sayap pesawat.
Lagi-lagi rasa syukur saya rasakan. Meski sepertinya Alifah duduk di deretan kursi belakang, akhirnya dia meninggalkan Surabaya menuju Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.
HP Raib
Sabtu sore, saya menunggu chat darinya. Apakah dia baik-baik saja? Hati saya mulai gelisah.
Ada nomor tak dikenal menghubungi suamiku. “Halo, Abah, Ummi. Alhamdulillah sudah sampai. Sedih sih, HP Alifah hilang. Maaf ya, Abah. Semoga Allah kasih jalan yang baik. Sekarang lagi di imigrasi,” ujar alumnus SD Muhammadiyah 1 Gresik (SD Mugres) tahun 2014 itu.
Deg! Kaget dan sedih rasanya. Saya dan suami saling berpandangan. Rasanya ingin menangis. Anak saya baru sampai di Malaysia sudah kehilangan HP. Saya membayangkan, hari-hari berikutnya harus bersabar menerima pesan dari Alifah. Dia tidak bisa berkirim kabar dan foto sewaktu-waktu. Apa yang akan dilakukannya?
Akhirnya, suami saya memberi semangat melalui nomor asing itu yang ternyata milik temannya. “Alifah tidak boleh sedih, kehilangan HP itu hal kecil. Pengalaman itu sesuatu yang berharga. Alifah harus happy!” tuturnya.
“Sepulang dari Jerman nanti dibelikan Abah. Apalagi HP Alifah sudah lumayan lama belinya. Waktunya ganti,” imbuhnya.
Saya juga berpesan agar dia tetap semangat. “Fokus pada kompetisi! Ujian Allah akan terasa indah bila hati kita selalu ingat pada Allah. Ujian itu dari Allah jadi Alifah sedang disayang Allah. I miss you,” ucap saya. Saya dan suami menunggu jawaban. Tentu kami harus bersabar karena Alifah meminjam HP temannya.
“Maaf baru balas Ummi-Abah. Alhamdulillah banget juga Alifah punya ummi yang superpositif dan supportif. Amin semoga Alifah lancar di kompetisinya. Siap Ummi, Alifah yakin Allah punya jalan yang sangat baik bagi Alifah. I am so much miss you,” balasnya
Alhamdulillah. Rindu saya terobati. Lega rasanya. Anak saya baik-baik saja. Saya serahkan semua urusan ini pada Allah. Saya pasrah. Mungkin ini jalan yang Allah takdirkan. Tinggal menunggu hikmah apa yang nanti akan kami ambil pelajaran.
Juara I Internasional
Kamis (15/9/22) sekitar jam 03.15 WIB, kami memeriksa HP yang tergeletak di meja. Barangkali ada pesan masuk dari Alifah. Benar, ternyata ada nomor asing lagi yang mengirimkan sebuah video.
Dalam video itu tampak panggung besar dengan nuansa balok bersusun. Cahaya biru menerangi puluhan anak muda berjajar berkelompok. Mereka membawa map biru senada.
Tampak seorang perempuan berambut pirang mengenakan long dress biru muda mengumumkan sang juara pertama. “The Winner is Spektronics!” ucapnya semangat diiringi tepuk tangan tanpa henti dari seluruh penjuru.
Rekaman video bergeser ke sisi kanan. Tampak enam pemuda berdiri dan membungkukkan badan ke arah penonton. Mereka mengenakan atasan batik, lalu berjalan menuju tangga dan naik ke atas panggung. Tepuk tangan masih mengiringi langkah mereka.
Kemudian, Vice President European Society of Bio Chemical Engineering Science (ESBES) Prof Alois Jungbauer memberi penghargaan secara langsung. Dalam bahasa Inggris, dia mengatakan, “Kompetisi sebelumnya dimenangkan oleh Jerman sendiri sedangkan kompetisi ke-17 ini dimenangkan dari negara luar, Indonesia. Ini adalah peristiwa pertama kali!” ucapnya.
Ya Allah, alhamdulillah, anak saya memenangkan kompetisi di Universitas Aachen, Jerman. Itulah tempat almarhum Prof BJ Habibie menempuh pendidikan dan berhasil menciptakan pesawat terbang. Mataku berkaca-kaca. Bulir-bulir air mata berebut berjatuhan.
Subhanallah. Inilah hikmah yang Allah sampaikan. Kehilangan gawai berbuah memenangkan juara pertama tingkat internasional. “Terimakasih pada-Mu ya Allah,” ucapku.
Jumat (16/9/2022) sekitar pukul 21.00 WIB, Tim Spektronics Chem-E-Car ITS tiba di Bandara Juanda Surabaya. Tampak enam anak muda mengenakan jaket biru tua, membawa troli berisi koper dan dua kotak besar berwarna kuning.
Mereka berhenti dan membentangkan bendera merah putih, lambang ITS, dan selembar kain linen bertuliskan Spektronics Chem-E-Car. Meski hari sudah gelap, terlihat senyuman menghiasi wajah mereka. Puluhan anak muda menyambut kedatangan mereka dengan mengalungkan bunga melati.
Selamat datang para juara! Terimakasih Alifah Salsabila, Silma Elvaretta Azka, Wahyu Febrianto, Bernadus Krisna Brata, Engghar Fauzan Latif dan Team Leader Rahardian Mahendra Daniswara. Kalian telah mengharumkan nama Indonesia! (*)
Diuji HP Raib, Akhirnya Mengharumkan Nama Indonesia di Jerman; Editor Mohammad Nurfatoni/SN