PWMU.CO – Majelis Pendidikan Dasar dan Menegah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik punya gawe besar. Untuk kali pertama, merka akan menggelar “Festival Faqih Usman” tingkat SD/MI Muhammadiyah se-Kabupaten Gresik.
Menurut Ketua Panitia Nurul Wafiyah, festival yang akan memertandingkan dua kategori ini, yaitu Siswa Berprestasi serta ‘Olimpiade Matematika, Sains, dan Ismu (Islam dan Ke-Muhammadiyahaan), akan diselenggarakan di Hall Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), 11 Maret 2017.
(Baca: Untuk Menjadi Unggul, Sekolah-Sekolah Muhammadiyah Harus Bentuk Sinergi dan Kolaborasi)
“Sampai saat ini sudah mendaftar 35 SD/MI Muhamamdiyah, dengan total peserta 175 anak,” kata Nurul, kepada pwmu.co, Rabu (1/3) malam. Dosen UMG ini menjelaskan, festival ini diharapkan mampu memotivasi dan meningkatkan semangat berkompetisi siswa dan siswi di lingkungan SD/MI Muhammadiyah.
“Ini wahana yang bagus bagi siswa untuk mendapatkan pengalaman berkompetisi dan mengukur kemampuan,” kata Nurul, yang juga guru SMAN Manyar Gresik ini. Selain itu, tuturnya, juga untuk melejut semangat agar terus berprestasi dan mempunyai daya saing yang tinggi. “Hasil akhirnya adalah muncul siswa yang berilmu tinggi tapi tetap rendah hati.”
Ketua Majelis Dikdasmen Dodik Priyambodo menambahkan, PDM Gresik berusaha terus-menerus mengembangkan budaya prestasi sebagai tradisi di seluruh sekolah dan madrasah. “Dan Festival Faqih Usman adalah sebuah momen yang tepat untuk berkompetisi secara sehat sehingga tumbuh semangat berprestasi,” ujar Dodik.
(Baca juga: Inilah Gerak Cepat Majelis Dikdasmen untuk Keunggulan Sekolah Muhammadiyah Gresik)
Festival ini, tambah dia, juga diharapkan sebagai langkah persiapan yang efektif bagi SD/MI Muhammadiyah di Gresik untuk mengikuti olimpiade atau lomba di tingkat kabupaten, provinsi, nasional, maupun internasional.
“Festival Faqih Usman dikemas sebagai sebagai sebuah acara yang fun (menggembirakan) bagi seluruh peserta. Dengan sebuah pesan bahwa proses pendidikan itu harus menggembirakan bagi siswa-siswi, bukan sebaliknya,” kata dia. Karena itu, tutur Dodik, digunakan istilah festival yang identik dengan gembira. Jadi walau berkompetisi suasana tetap penuh keceriaan.
“Festival itu etosnya kegembiraan. Tidak ada festival yang tidak gembira. Di Spanyol ada Festival Matador, meskipun ada yang meninggal tertanduk banteng, mayoritas peserta tetap gembira,” kata M Choiruz Zimam, Ketua Bidang Ismuba Majelis Dikdasmen PDM Gresik, setengah bercanda.
(Baca juga: Ke Pulau Bawean, Majelis Dikdasmen Gresik Semangati Sekolah Muhammadiyah)
Soal penggunaan nama Faqih Usman, Zimam–yang mengusulkan nama itu—menjelaskan, karena Ketua Umum PP Muhammadiyah hasil Muktamar Muhammadiyah ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta itu, lahir di Gresik.
Dodik menambahkan, nama Faqih Usman sebenarnya juga sudah dipakai lebih dulu untuk nama Masjid UMG. Bahkan, sebuah jalan di Kota Gresik juga dinamai Faqih Usman. “Jadi festival yang diadakan Majelis Dikdasmen PDM Gresik ini sangat tepat jika mengabadikan nama beliau,” kata Dodik yang menyatakan bahwa Festival Faqih Usman untuk tingkat SMP dan SMA direncanakan akan diadakan tahun berikutnya. (MN)