Strategi Sukses PPDB untuk TK/KB; Liputan Izza El Mila, kontributor PWMU.CO Kota Probolinggo.
PWMU.CO – Mencari murid baru TK/KB (taman kanak-kanak/kelompok bermain) tidak semudah mencari murid jenjang SD ke atas. Diperlukan strategi dan kiat tertentu. Para guru harus yakin bisa menjadikan lembaganya diminati masyarakat.
Demikian Dr Mulyana AZ SPd MSi mengatakannya saat menjadi menjadi narasumber dalam ‘Workshop Kiat Penerimaan PPDB yang Inovatif’.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Probolinggo Jawa Timur menyelenggarakan acara tersebut di TK Aisyiyah 1 Kota Probolinggo, Sabtu-Ahad (24-25/9/2022).
Ada 81 peserta yang mengikutinya: 75 guru TK/KB se-Kota Probolinggo dan empat orang Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) se-Kota Probolinggo.
Mulyana, sang motivator pendidikan itu bertanya kepada peserta bernama Tanti Rahmayani: “Ibu, Jenengan yakin gak jika sekolah yang ibu pimpin akan mudah mencari murid?”.
“Yakin Pak, karena saya memiliki gedung milik sendiri dan guru-guru yang hebat,” jawab Kepala TK Aisyiyah 3 ini.
Sesaat kemudian Pak Mul, sapaan Ketua Majelsi Pustaka Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur itu membagi form yang berisi kuesioner kepuasan pelanggan. Semua guru diminta untuk mengisi dengan jujur untuk menilai keadaan sekolah perihal guru, kepala sekolah, sarana prassran, kurikulum, dan walimurid.
“Silahkan diisi ya, dengan jujur untuk menilai seberapa jauh yang telah ibu-ibu lakukan untuk memuaskan pelanggan (walimurid),” pintanya.
Pada poin kesembilan yaitu ‘Apakah kepala sekolah rajin hadir ke sekolah atau hanya sibuk rapat’ menjadi bahan tertawaan para peserta.
“Hayo, ini para kepala sekolah cek gurunya, apa yang di ceck list (kurang, baik, sangat baik ) oleh guru terkait kehadiran kepala sekolah. Lebih sering di sekolah atau lebih sering rapat di luar sekolah?” kata Pak Mul disambut tawa seluruh peserta.
Saat mempaparkan materi, mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya ini menyampaikannya dengan serius tapi santai, disertai sindirian halus tapi mengena sasaran. Para peserta menjadi enjoy dan tidak tegang.
Seperti diakui Vivin Ummu Salma Kepala TK Aisyiyah 8. “Workshop ini memotivasi guru untuk meningkatkan kinerja utamanya dalam kegiatan PPDB. Pak Mul juga menyampaikannya dengan menyenangkan. Peserta tidak merasa bosan meskipun hari beranjak siang,” kesannya.
Empat Strategi PPDB
Setelah itu Pak Mul meminta kepala sekolah dan guru mengisi form analisa SWOT (strength, weakness, oppurtunities, threats ) masing-masing lembaga.
“Mohon diisi form ini ya, untuk bahan diskusi esok hari, Ahad (25/9/2022),” pintanya.
Dia menjelaskan, ada empat strategi untuk menyukseskan PPDB. Yaitu jemput bola, kemitraan dan kerja sama, publikasi, membuka pendaftaran lebih awal, dan open house,” ungkapnya.
Menurut dia jemput bola menekankan pada usaha guru mencari data anak usia sekolah baik dari rumah ke rumah atau melalui posyandu yang dekat dengan lembaga.
“Kemitraan dan kerja sama merangkul posyandu RT/RW, pendekatan dengan tokoh masyarakat sekitar sekolah,” jelas lelaki penyandang Magister Psikologi ini.
Mulyana menambahkan pentingnya publikasi secara maksimal. “Kita berada pada dunia digital. Hampir semua aktivitas bisa terekam pada media sosial. Sisi postif medsos kita manfaatkan untuk publikasi lembaga,” ujarnya.
Bisa juga dengan memasang banner, spanduk , umbul-umbul ditempat, strategis. “Penyebaran brosur hendaknya di bagi pada sasaran yang tepat untuk menghindari pemborosan biaya (mubazir),” pesannya.
Dia juga mengajalk sekolah memberanikan diri untuk membuka pendaftaran murid baru dengan batas tertentu. “Hindari kata ‘gelombang’ untuk perpanjangan pendaftaran,“ ujarnya saat menjelaskan poin pendaftaran lebih awal.
Pak Mul menyimpulkan bahwa TK/KB menjadi menarik ketika ada peningkatan dalam kualitas, pelayanan, materi belajar, kreativitas guru, kesabaran, dan keramahan guru. “Ini baru brainstorming loh,” ujarnya menutup sesi pertama berdurasi tiga jam
Materi Mulyana mengundang komentar Tanti Rahmayani yang juga Ketua Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Atfal (IGABA) Kota Probolinggo itu.
“Hanya satu kata: unpredictable. Sama sekali tidak mengira kegiatan rutinitas PPDB akan berdampak besar terhadap kualitas dan mutu lembaga. Harus dipersiapkan dengan konsep yang matang. Terima kasih Pak Mulyana atas brainstormingnya,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni