Lima Pesan Haedar Nashir untuk Mahasiswa Baru Unisa Yogyakarta. Liputan Nely Izzatul, Kontributor PWMU.CO Yogyakarta
PWMU.CO – Lima pesan disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi, kepada 2300 mahasiswa baru Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta dalam Pembukaan Masa Taaruf (Mataf), Senin (26/9/2022)
Pertama, Haedar berpesan agar Mahasiswa baru Unisa Yogyakarta memiliki dan membangun semangat almamater pride, atau kebanggaan kepada almamater.
“Milikilah dan bangun semangat almamater pride, yakni kebanggaan akan almamater. Bahwa kuliah di Unisa bukan salah pilih, bahwa kuliah di Unisa bukan merupakan pilihan terpaksa, bukan karena tidak ada jalan lain,” tandasnya.
Unisa Kampus Berkemajuan
Menurut Haedar, apapun awal prosesnya, ketika mahasiswa baru sudah di Unisa, harus memiliki kebanggaan akan almamater, karena Unisa adalah universitas yang berkemajuan.
“Unisa merupakan satu-satunya Universitas yang dikelola oleh organisasi perempuan, bahkan merupakan satu-satunya bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia Islam. Karena itu, berada di Unisa dan menjadi mahasiswa Unisa merupakan suatu kebanggaan yang penting, dan sekaligus juga menjadi jalan bagi anak-anak bangsa mengukir masa depan,” tuturnya.
Kedua, mahasiswa baru harus gigih dan bertekad kuat mengubah masa depan.
“Masa depan kalian sesungguhnya ditentukan oleh niat, itikad, kekuatan, kegigihan, kedisiplinan, dan segala ikhtiar yang kalian miliki sendiri. Di Universitas mana pun kalian kuliah, jika tidak memiliki jiwa untuk mengubah masa depan, jika tidak memilik ikhtiar untuk mengubah masa depan dengan jalan sendiri, kekuatan sendiri, maka semua akan berjalan biasa-biasa saja,” katanya.
Innallaha laa yughayyiru maa bi qoumin hattaa yughayyiru maa bi anfusihim
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS Ar-Ra’d : 11)
“Bahwa kita akan memperoleh perubahan atas upaya kita, nasib kita, tergantung pada apa yang kita lakukan saat ini. Maka kalian ketika memulai kuliah di Unisa, tekadkan untuk berubah, harus lahir dari diri sendiri, berubah ke arah yang lebih baik, lebih maju, dan berubah meraih masa depan dan cita-cita unggul,” pesannya.
Berakhlak, Berilmu dan Berperan
Ketiga, menjadi mahasiswa yang berkarakter dan berakhlak mulia
“Menjadi mahasiswa sejatinya juga mendidik diri kita untuk menjadi insan yang berkarakter, berakhlak utama yakni akhlak mulia. Semakin tinggi tingkat pendidikan kita, sejatinya kita harus menjadi insan yang memiliki karakter utama,” ucapnya.
Akhlak, menurut Haedar, adalah modal penting bagi siapapun yang ingin sukses dalam kehidupan, akhlak jujur, terpercaya, baik, dan segala nilai-nilai prilaku utama itu akan menjadi hukum objektif bagi siapapun.
“Orang akan cinta pada orang yang jujur, amanah, baik, dan menebar kebaikan. Sebaliknya, orang tidak akan suka pada orang yang tidak jujur, yang buruk, tidak bisa dipercaya. Karena itu, menjadi mahasiswa jangan merasa tidak keren kalau kita berakhlak mulia. Justru akhlak mulia itu adalah karakter yang keren,” tegasnya.
Keempat, berilmu dan berkeahlian yang mendalam, luas dan spesifik.
Haedar mengatakan, para mahasiswa sekarang berada pada situasi kehidupan yang penuh dengan kompetisi, dan lulusan perguruan tinggi mana pun pada akhirnya seteleh lulus akan berkompetisi satu sama lain. Mereka yang akan memperoleh keberhasilan adalah yang memiliki ilmu, keahlian dan kemampuan yang di atas rata-rata.
“Kalau biasa-biasa saja, ya kalian juga akan mendapat tempat yang biasa-biasa saja. Jika ingin berhasil lebih baik, maka kalian harus menjadi orang-orang yang berilmu, berkeahlian, berkemampuan yang lebih,” ucapnya.
Untuk itu dia mengingatkan, ketika awal mulai masuk Unisa, mahasiswa harus bersungguh-sungguh mencari, memperkaya dan menjadi orang yang berilmu sesuai pilihan dan displin ilmu, sekaligus mendidik diri agar menjadi orang yang cerdas dalam menghadapi kehidupan.
Kelima, berperan dalam kehidupan,
Guru Besar Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tersebut mengatakan, seorang mahasiswa, apalagi nanti setelah selesai menjadi sarjana, adalah orang orang yang terdidik, yang harus memberi manfaat baik bagi kehidupan.
“Bermanfaatlah untuk keluarga, selalu berbuat baik kepada orang tua (birrul waalidain). Kalian bisa kuliah dan bisa menjalani kehidupan ini karena kiprah, keringat, doa, dan ikhtiar yang tiada batas dari kedua orang tua kalian dan orang-orang terdekat,” katanya.
Muhammadiyah, Organisasi Besar dengan Tradisi Besar
Selain lima pesan tersebut, Haedar juga mengingatkan, menjadi mahasiswa Unisa berarti juga akan terintegrasi dan terkoneksi dengan Muhammadiyah dan Aisyiyah, sebagai organisasi besar yang telah lebih dari 1 abad berkontribusi bagi negara ini.
“Muhammadiyah dan Aisyiyah adalah organisasi besar yang mempunyai 172 Perguruan Tinggi, termasuk di Malaysia. Muhammadiyah punya ratusan rumah sakit, dan berbagai amal usaha yang tersebar di seluruh tanah air, serta di 27 negara, dengan peran yang dikenal luas oleh bangsa, negara dan global,” jelasnya.
Maka, sebagai bagian dari organisasi dengan tradisi besar ini, dia mengajak mahasiswa untuk memanfaatkan kuliah di Unisa dengan mengenal lebih dekat Aisyiyah maupun Muhammadiyah sebagai tempat untuk berkiprah, mengaktualisasi diri, menjalankan peran, mencerdaskan, dan mencerahkan kehidupan.
“Sehingga lewat Aisyiyah dan Muhammadiyah, kalian pun nanti akan memperoleh jalan untuk memperkaya ilmu, memperluas amaliyah dan amal sholeh, sehingga akhirnya kalian menjadi insan yang bermanfaat sebagaimana pesan nabi. Manusia terbaik adalah yang menjadi rahmat bagi semesta. Selamat menjadi mahasiswa Unisa. Insya Allah, Allah akan melimpahkan berkah karuniaNya,” pungkas Haedar. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni