Pengelolaan Pembelajaran Berdiferensiasi; Laporan Ria Pusvita Sari. Fasilitator Sekolah Penggerak Angkatan 1, Kepala SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, Jawa Timur.
PWMU.CO – Asesemen Awal dan Pembelajaran Berdiferensiasi menjadi topik diskusi menarik siang itu, Selasa (20/9/2022). Saya berkesempatan memfasilitasi kegiatan yang berlangsung secara daring tersebut.
Dalam kegiatan yang bernama PMO Level Sekolah itu, Kepala UPT SDN 211 Setyo Basuki menyampaikan, pendidik di satuan pendidikan yang dipimpinnya telah melakukan asesmen awal non-kognitif. “Ada dua guru yang bertugas khusus untuk menangani peserta didik
Senada dengan Setyo Basuki, saya pun menekankan pentingnya asesmen awal dan pembelajaran berdiferensiasi dilakukan, sebagai wujud dari pembelajaran paradigma baru. “Ini merupakan ruh dari kurikulum merdeka, yang memastikan pembelajaran terpusat pada anak dan sesuai dengan kebutuhan anak,” ujarnya.
Setyo Basuki menyampaikan, UPT SDN 211 mengawali dengan melakukan asesmen awal, baik untuk tiap mata pelajaran maupun tiap awal materi baru. “Asesmen awal ini tidak hanya terkait kognitif tapi juga non kognitif yang dilakukan secara bertahap,” jelasnya.
Sekolah Penggerak Angkatan 1 ini juga telah menggunakan instrumen identifikasi sebagai asesmen awal. Sekolah yang berlokasi di Jalan Raya Tanjung, Kedamean, Gresik itu mempunyai beragam karakteristik peserta didik, baik reguler maupun berkebutuhan khusus.
Karena itu, Setyo Basuki meyakini pentingnya pemetaan peserta didik di awal. “Guru pembimbing khusus juga membuat program pembelajaran individual,” ungkapnya.
Diskusi kami pun mengalir tentang pengelolaan pembelajaran berdiferensiasi. Setiap guru kelas I, II, IV, dan V menceritakan perkembangan belajar peserta didik di kelas masing-masing.
Bagi saya, ini menjadi wawasan menarik yang bisa diangkat menjadi sebuah praktik baik. Tentu jika para guru mau menulis apa yang telah dilakukan selama memfasilitasi pembelajaran di kelas dengan beragam karakteristik peserta didik. Ada yang reguler, slow learner, cerebral palsy, bahkan buta.
Semangat guru-guru di UPT SDN 211 menjadi motivasi saya untuk terus belajar. Tak ada manusia sempurna. Yang ada adalah upaya keras menuju sempurna, yang itu perlu dicoba oleh semua. (*)