Pembelajaran Aktif yang Mendukung Literasi dan Numerasi dengan Metode MIKIR; Liputan Zaki Abdul Wahid, contributie PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Kepala Madrasah Ibtidaiyah (MIM) 2 Karangrejo (Mimdaka) Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Tineke Wulandari ST, menyampaikan kiat pengelolaan pembelajaran dan kelas fisik yang mendukung literasi dan numerasi.
Dia menyampaikan itu di hadapan 48 peserta dari unsur kepala sekolah dan guru SD dan SMP di Aula Ainul Yaqin Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, yang Mengikuti acara ‘Penguatan Literasi dan Numerasi dalam Pengelolalan Kelas’, Kamis (22/9/2022).
Tineke menyampaikan salah satu tujuan penting dari pembelajaran adalah mengembangkan potensi siswa. “Dengan pendekatan pembelajaran aktif adalah cara untuk memenuhi tujuan tersebut,” ujarnya.
Dia lalu memutar video tentang bagaimana kegiatan pembelajaran literasi yang menggambarkan seorang guru mengajar dengan menggunakan media buku besar. Guru tersebut dapat menceritakan di hadapan siswa-siswa tingkat dasar di SDN Kebon Dalem Mojokerto.
Guru menunjukkan buku berjudul Di Dalam Hutan yang ukurannya besar bergambarkan hutan dan beraneka ragam satwa. Guru tersebut kemudian bertanya kepada anak didiknya. “Ada apa di dalam hutan?”
Serentak dijawab oleh anak didiknya, “Ada ular.”
Tineke menjelaskan, itu adalah gambaran kegiatan yang berstrategi Modeled Reading(Pemodelan Membaca) dengan buku besar. Dengan buku besar itu anak-anak diharapkan dapat membaca dan menunjukkan letak-letak hewan.
“Kegiatan yang dilakukan oleh guru tesebut sebagai bentuk bagaimana kegaitan klasikal itu sebenarnya,” kata dia.
Tidak berhenti pada kegiatan klasikal saja, guru dari Mojokerto ini meminta kepada dua siswa untuk saling berhadapan dan saling bertanya dan menjawab.
Selanjutnya guru meminta salah satu siswa untuk maju ke depan dan bertanya di hadapan teman-temannya, “Ada apa dalam hutan?”, dan seterusnya.
Selain kegiatan bercerita di hadapan teman-temannya. Ada kegiatan yang dilakukan secara berkelompok di mana guru memberikan potongan kertas berisi urutan cerita yang ada pada buku besar, dan meminta kelompok itu untuk menyusunnya.
Di akhir kegiatan literasi tersebut guru meminta anak didiknya untuk membuat cerita secara individual masing-masing dan kembali menceritakan hasil tulisannya sebagai penguatan dari kegiatan membaca dan bercerita di hari itu.
Metode MIKIR
Setelah kegiatan pemutaran video, Tineke menjelaskan rangkaian kegiatan yang dilakukan guru dari SDN Kebon Dalem ini salah satu contoh pembelajaran aktif yang kemudian oleh Tineke disingkat menjadi MIKIR.
“Maka seperti kata Cak Lontong, MIKIR,” kata dia sambil menjabarkan makna MIKIR
M, mengalami yakni melakukan kegiatan dan mengamati terkait materi pembelajaran. I, berarti interaksi antarguru dan siswa. K, komunikasi, menyampaikan gagasan. Dan R, refleksi yatu mencari makna dari yang telah dipelajari.
Tineke menegaskan, dalam pengelolaan pembelajaran aktif yang efektif maka langkah-langkahnya seperti yang ada pada video di awal. Kegiatan pembalajaran dibuka secara klasikal sebagai apersepsi atau pengamatan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian dilanjut dengan berkelompok dengan membagi siswa untuk berkerja sama, kemudian pemberian proyek individu.
“Penyelesaian akhirnya ada penguatan dan pemberian kesimpulan, ini kegiatannya bisa dalam bentuk klasikal,” kata guru lulusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional UPN Veteran Surabaya itu.
Tentang bagaimana pengelolaan kelas fisik aktif yang mendukung kegitan litearsi dan numerasi, Tineke memberi contoh memajang hasil kerja siswa di tembok kelas.
“Untuk memajang hasil kerja siswa diusahakan dapat dibaca jelas dan terang, sehingga teman-teman lain dapat membaca dan termotivasi untuk lebih baik agar keesokan harinya karyanya sendiri dapat dipajang,” katanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni