Selapanan Aisyiyah Cabang Balen, Bojonegoro, diisi anjangsana dan kajian iftitah; Liputan Sri Jumiatiningsih, kontributor PWMU.CO.
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Balen, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar kegiatan rutin selapanan antar Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) se-Cabang Balen, Ahad (25/9/22).
Dalam Selapanan PCA Balen yang digelar hampir tiap Sabtu Kliwon tersebut, ada pengajian Iftitah yang disampaikan Ustadz Ahmad Affandi SPd. Pertemuan di rumah Ibu Iswatun dari PRA Penganten, itu diikuti kurang lebih 60 jamaah ibu-ibu dari PRA se-Cabang Balen.
Dalam paparannya, Ustadz Ahmad Affandi mengulas Surat al-Baqarah ayat 44-46. Menurutnya, betapa buruk perilaku orang yang mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan, sementara dirinya sendiri tidak melakukan. Selain itu, kejahatan dalam bentuk apapun adalah buruk, tetapi akan menjadi sangat buruk sekali jika dilakukan oleh orang yang alim.
“Sebaik-baik penolong adalah kesabaran dan shalat. Meyakini bahwa kita semua akan kembali kepada Allah SWT,” pesannya.
Selain kajian iftitah, dalam pertemuan ini ada juga alih informasi dari masing-masing majelis, di antaranya terkait stunting dan jihad politik Aisyiyah. Ada juga informasi tentang program inklusi dimana Kabupaten Bojonegoro termasuk sasaran dari pelaksanaan program inklusi.
Balai Sakinah Aisyiyah
Ida Novitasari, Kader Inklusi PCA Balen mengatakan, di Kabupaten Bojonegoro ada tiga kecamatan yang menjadi sasaran program, yaitu Balen, Kedungadem, dan Kepohbaru.
“Untuk Kecamatan Balen, desa sasaran dari program ini adalah Desa Margomulyo dan Pohbogo, di mana dua desa tersebut termasuk locus stunting,” paparnya.
Dia lalu melanjutkan, dari berbagai rangkaian asesmen, mulai dari pengumpulan data sekunder, FGD, dan observasi ke desa sasaran, maka pada 20 September 2022 telah dilaksanakan koordinasi identifikasi pemimpin perempuan di Komunitas Program Inklusi-Aisyiyah.
Kegiatan tersebut diikuti tim inklusi daerah, lima kader dari setiap desa, dan lima orang perwakilan dari pemimpin perempuan, serta dua kader kecamatan. “Dari program ini, nantinya di desa tersebut akan terbentuk Balai Sakinah Aisyiyah (BSA),” jelasnya.
Ida Novitasari menyampaikan, program inklusi merupakan program kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Australia, dengan Aisyiyah sebagai mitra kerjanya.
“Untuk itu kita harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan program ini, sebagai organisasi perempuan berkemajuan, Aisyiyah harus bisa merespon hal-hal penting yang berkembang, sehingga kehadiran Aisyiyah bisa menjadi solusi dalam permasahan tersebut,” terang Ida Novitasari.
Perlu diketahui, Selapanan PCA Balen menjadi pertemuan rutin yang dilaksanakan dan bersifat anjangsana. Tempat pertemuan sudah ditentukan di awal periode kepemimpinan. Awal kesepakatan pertemuan dilaksanakan setiap sabtu kliwon, namun tak jarang jadwal bersifat kondisional, bisa maju atau mundur.
PCA Balen menaungi sembilan PRA, yakni Balenrejo, Kemamang, Sidobandung, Bulu, Margomulyo, Penganten, Ngadiluhur, Kenep, dan Pohbogo. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.