PWMU.CO- Tragedi suporter Arema yang menewaskan ratusan orang di Stadion Kanjuruhan sudah diberitakan media luar negeri. Seperti The Guardian pagi ini, Ahad (2/10/2022) menurunkan berita berjudul: Indonesia football riot: 129 people killed after stampede at match.
Kerusuhan sepak bola Indonesia: 129 orang tewas setelah terinjak-injak dalam pertandingan.
Media Inggris itu menulis berita berdasarkan keterangan Kapolda Jatim Mayjen Nico Afinta pagi tadi tapi menyebut jumlah meninggal dunia 127 orang dan perawatan di rumah sakit 180 orang.
Kerusuhan terjadi setelah Arema kalah oleh Persebaya Surabaya 2-3. Suporter Arema yang kecewa menyerbu lapangan merusak properti dan menyerang pemain dan polisi. Untuk menghalau supporter yang beringas, polisi menembakkan gas air mata. Akibatnya kerumunan massa berdesak-desakan dan kasus mati lemas.
Banyak orang terhimpit dan tercekik ketika mereka berlari ke satu pintu keluar. ”Mereka keluar ke satu titik di pintu keluar, lalu terjadi penumpukan, sesak napas, kekurangan oksigen,” kata Kapolda.
Sebanyak 34 orang meninggal di stadion Kanjuruhan dan sisanya di rumah sakit, 180 luka-luka. Dua polisi di antaranya juga tewas.
Media Australia abcnews juga menurunkan berita dengan judul yang sama. Sumber berita juga mengutip jumpa pers Kapolda Jatim. Hanya ada tambahan lebih dari 300 dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mengobati luka-luka tetapi banyak yang meninggal dalam perjalanan atau selama perawatan
The Guardian menulis, Menko Polkam Mahfud MD mengatakan, jumlah penonton melebihi kapasitas Stadion Kanjuruhan.
Dia mengatakan dalam sebuah posting Instagram pada hari ini bahwa 42.000 tiket telah dikeluarkan untuk stadion yang memiliki kapasitas untuk menampung 38.000 orang.
Laporan mengatakan hingga 3.000 penonton turun ke lapangan setelah pertandingan, dari 40.000 penonton. Polisi mengatakan 13 kendaraan rusak, termasuk 10 mobil polisi.
Tadi malam asap gas air mata memenuhi stadion. Gas ini yang memicu terjadinya tragedi suporter Arema yang meninggal ratusan orang.
Kronologi Kejadian
Pertandingan Arema dan Persebaya berlangsung Sabtu, 1 Oktobet 2022 malam. Menurut penjelasan Kapolda Jatim Nico Afinta dalam jumpa pers pagi tadi menjelaskan, pukul 21.58 WIB setelah pertandingan selesai, pemain dan official Persebaya Surabaya dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti dilempari oleh suporter Aremania dari atas tribun dengan botol air mineral.
Pukul 22.00 WIB saat pemain dan official pemain Arema FC dari lapangan berjalan masuk menuju kamar ganti, suporter Aremania turun ke lapangan dan menyerang pemain dan official Arema FC. Petugas keamanan melindungi dan dibawa masuk ke dalam kamar ganti.
Suporter Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang polisi. Karena suporter makin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali diabaikan, kemudian polisi menembakkan gas air mata ke arah suporter yang menyerang. Suporter yang berada di tribun berlari membubarkan diri keluar stadion.
Pukul 22.30 saat rombongan pemain dan official Persebaya Surabaya naik Rantis dan pengawalan akan akan meninggalkan Stadion Kanjuruhan dihadang suporter Aremania dengan meletakkan pagar besi pembatas di jalur.
Kendaraan rombongan dilempari paving blok, botol air mineral, batu, kayu dan lain lain. Kemudian Aremania merusak 2 unit Mobil Patwal Sat Lantas dan membakar 1 unit Truk Brimob dan 2 unit Mobil di pintu masuk depan stadion.
Lantas polisi membubarkan supoter dengan menembakkan gas air mata. Rombongan tertahan karena jalan masih dihadang oleh pagar besi pembatas pada jalur yang dilalui.
Akibat kejadian tersebut banyak suporter Aremania dan polisi luka-luka. Suporter yang luka dan sesak nafas dirawat di ruang medis stadion. Karena korban terlalu banyak dan ruang medis tidak menampung, selanjutnya korban di bawa ke RS Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Hasta Husada dan RS lain dengan menggunakan kendaraan ambulance, truk Polres Malang, truk Yon Zipur 5 Kepanjen, truk Kodim dan kendaraan lainnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto