PWMU.CO – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd menyampaikan duka-cita yang sangat mendalam atas tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).
“Tragedi Kanjuruhan ini harus menjadi evaluasi bagi PSSI dan semua pihak terkait dengan pelaksanaan Liga 1 dan manajemen sepak bola nasional,” ujarnya kepada PWMU.CO, Ahad (2/9/2022) siang.
Dari tragedi kemanusiaan yang menimbulkan 127 orang meninggal dan 180 dirawat di rumah sakit itu Abdul Mu’ti mengusulkan tigal hal. “Kalau Liga 1 tetap dilanjutkan maka perlu dibuat kebijakan baru,” ujanrya.
Pertama, kata dia, Liga 1 tetap dilanjutkan tanpa penonton. “Kedua, dilanjutkan dengan penonton dibatasi,” ujarnya.
Ketiga, lanjunta, Liga 1 dihentikan. “Karena alasan keamanan dan mendekati tahun politik,” usulnya.
Kronologi Kejadian
Pertandingan Arema dan Persebaya berlangsung Sabtu, 1 Oktobet 2022 malam. Menurut penjelasan Kapolda Jatim Nico Afinta dalam jumpa pers pagi tadi menjelaskan, pukul 21.58 WIB setelah pertandingan selesai, pemain dan official Persebaya Surabaya dari lapangan masuk ke dalam kamar ganti dilempari oleh suporter Aremania dari atas tribun dengan botol air mineral.
Pukul 22.00 WIB saat pemain dan official pemain Arema FC dari lapangan berjalan masuk menuju kamar ganti, suporter Aremania turun ke lapangan dan menyerang pemain dan official Arema FC. Petugas keamanan melindungi dan dibawa masuk ke dalam kamar ganti.
Suporter Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang polisi. Karena suporter makin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali diabaikan, kemudian polisi menembakkan gas air mata ke arah suporter yang menyerang. Suporter yang berada di tribun berlari membubarkan diri keluar stadion.
Pukul 22.30 saat rombongan pemain dan official Persebaya Surabaya naik Rantis dan pengawalan akan akan meninggalkan Stadion Kanjuruhan dihadang suporter Aremania dengan meletakkan pagar besi pembatas di jalur.
Kendaraan rombongan dilempari paving blok, botol air mineral, batu, kayu dan lain lain. Kemudian Aremania merusak 2 unit Mobil Patwal Sat Lantas dan membakar 1 unit Truk Brimob dan 2 unit Mobil di pintu masuk depan stadion.
Lantas polisi membubarkan supoter dengan menembakkan gas air mata. Rombongan tertahan karena jalan masih dihadang oleh pagar besi pembatas pada jalur yang dilalui.
Akibat kejadian tersebut banyak suporter Aremania dan polisi luka-luka. Suporter yang luka dan sesak nafas dirawat di ruang medis stadion. Karena korban terlalu banyak dan ruang medis tidak menampung, selanjutnya korban di bawa ke RS Kanjuruhan, RS Wava Husada, RS Hasta Husada dan RS lain dengan menggunakan kendaraan ambulance, truk Polres Malang, truk Yon Zipur 5 Kepanjen, truk Kodim dan kendaraan lainnya. (*)
Penulis Mohammad Nurfatoni