PWMU.CO– Kunyit asem segar menjadi menu Pembinaan Keputrian Siswi SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda), Jumat (30/9/2022).
Acara yang diadakan Komite Sekolah diadakan mulai pukul 11.20 WIB. Sekitar 50 siswi kelas XI sudah memadati meeting room di lantai 4. Antusias siswi tampak ketika mereka berhamburan ke meja depan sebelum acara dimulai.
Materi kegiatan kali ini membuat minuman jamu kunyit asem. Hadir sebagai pembicara Fitria Indria Sari, dari Rumah Bisnis. Fitri menyampaikan cara pembuatan menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia.
”Assalammualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Good morning everyone. Thankyou for joining this class. For the next 40 or 50 minutes I will be the speaker then let me introduce my self. My name is Fitri. I’m the owner of tradisional herb dan spicy supplier with the brand name Kayroel which you can find online at marketplace and Instagram. My Instagram is kay.roel,” sapanya membuka acara.
Kemudian dia menjelaskan dalam bahasa Inggris sekilas tentang program Rumah Bisnis yang memproduksi minuman kunyit asem, hingga penjualannya.
Lalu owner Kayroel Herbs ini meminta perwakilan siswi memotong bahan-bahan. seperti kunyit, jahe, kencur, kayu manis, asam jawa, gula jawa, gula pasir, dan garam.
Pengalaman Gadis Belgia
Acara makin seru ketika gadis Belgia, Alice Oudot, kelas XI MIPA 1 Smamda, ikut nimbrung memasak. ”Wow, cooking class, may I join it?,” tanyanya.
Dia langsung bergabung memotong bahan. ”This is my first experience,” ungkapnya. Ini adalah pengalaman pertamanya memasak jamu.
Setelah bahan sudah siap, Fitri mengajak siswi mulai memasak. ”Langkah pertama, masukkan air mineral ke dalam panci,” terang Fitri.
Didihkan air bersama semua rempah dan garam pemanis. Setelah mendidih tunggu kira kira 10 menit agar ekstrak dari rempah semakin keluar.
Berikutnya tambahkan sejumput garam, gula aren, dan gula pasir. Kembali didihkan sekitar 5 menit. Matikan kompor. Tes rasa. Tambahkan gula kalau kurang sesuai selera. Jamu kunyit asam siap dinikmati dalam keadaan hangat maupun dingin.
Setelah minuman siap dihidangkan semua siswi yang hadir berkesempatan mencicipi. Tak ketinggalan Alice Oudot. ”Hm.. its taste is kinda weird, I but can drink it easily dan fresh my throat,” katanya. Rasanya agak aneh, katanya. Tapi dia bisa meminumnya dengan mudah dan tenggorokannya segar. Mungkin karena dia kali pertama minum jamu.
Berbeda dengan Nabila Wulan XI MIPA 1. ”Segar Bu, dingin- dingin begini cocok minum kunyit asam hangat,” ungkapnya.
Selepas acara, saat ditemui PWMU.CO, Fitri, ibunda Farrell Amirul Affandi XI MIPA 6 ini menjelaskan mengapa memilih membuat jamu kunyit asem.
Menurutnya, modernisasi zaman, budaya minum jamu sudah mulai memudar dan kurang gencar diturunkan kepada generasi milenial.
”Harapan saya dengan adanya pengenalan dan pembelajaran membuat jamu melalui program rumah bisnis yang berkolaborasi dengan program keputrian di Smamda remaja putri akan menyukai dan tidak malu lagi meminumnya,” ujar penyuka fotogarfi ini.
Di masa mendatang, sambung dia, generasi millenial bisa menjadi seorang entrepreneur minuman jamu tradisional dengan kemampuan membuat variasi berbahan dasar tradisional yang lebih beragam dengan kemasan yang lebih kekinian sehingga bisa diminati oleh anak muda.
Penulis Tanti Puspitorini Editor Sugeng Purwanto