Dua Siswi MBS Smamsatu Juara Kompetisi Robotik; Liputan Hadiyatan Wasilah, kontributor PWMU.CO Gresik.
PWMU.CO – Dua siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik, Jawa Timur, berhasil meraih silver medal (medali perak) dalam “Wikan Line Tracer” tingkat SMA/sederajat Provinsi Jawa Timur. Lomba diadakan oleh Institut Asia Malang dan Politeknik Angkatan Darat (Poltekad), pada hari Ahad (2/10/22).
Dua siswa tersebut—Aludra Nadia Salwa kelas XI Saintek A1 dan Annida Rofiul Alma kelas XI Saintek B1—adalah santri program Muhammadiyah Boarding School (MBS) Madinatul Ilmi Smamsatu Gresik.
Menjadi salah satu tim yang mewakili Smamsatu Gresik, Alma dan Aludra adalah anggota dari Ekstrakulikuler Robotik yang diselenggarakan Smamsatu Gresik. Jika Alma sudah mengikuti sejak kelas X, Aludra baru mengikutinya saat duduk di kelas XI.
“Alma sudah dari kelas X. Kalau saya baru di kelas XI agar bisa paham terkait robotik karena Project PAS (penilaian akhir aemester) membuat robot,” ucap Aludra.
Dalam mempersiapkan kompetisi, mereka dibimbing oleh Muhammad Cholil ST pembina Ekstrakulikuler Robotik: dari proses persiapan hingga uji coba robot sebelum kompetisi dimulai.
Kompetisi robotik yang menekankan pembuatan robot analog ini telah dipersiapkan dalam dua pekan. Robot harus dapat dioperasikan sesuai jalur yang disiapkan seperti yang dijelaskan oleh Muhammad Cholil:
“Perancangan jenis robot Line Tracer Analog, yaitu robot yang mengikuti garis berwarna hitam, dan membawa kelereng berjumlah lima buah, anak anak mensetting dan mengoperasikan robot. Disini anak anak dilatih strategi, ketelitian, kesabaran dan keberanian dalam mengoperasikan robot.”
Sempat Pesimis
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Rulita Aqies SSi mengatakan, meski berhasil meraih tempat kedua, di awal perlombaan Tim Robotik Smamsatu Gresik sempat merasa pesimis. “Begitu banyak cobaan sebelum kompetisi. Namun berkat ketekunan dan kesungguhan, semuanya dapat dilampaui dengan hasil yang memuaskan,” ujarnya.
Mulai dari lawan yang berasal dari sekolah-sekolah unggul di Jawa Timur, lalu prosedur lomba yang cukup rumit, hingga sempat mengalami penyegatan ketika masuk Kota Malang akibat peristiwa di Tragedii Stadion Kanjuruhan. “Akhirnya dengan segala pengorbanan itu anak-anak berhasil mendapatkan kemenangan silver medal,” jelasnya.
Menurutnya, tidak mudah melewati babak penyisihan. Tim Smamsatu Gresik harus melawan 41 tim dari berbagai sekolah di Jawa Timur. Meski dengan persaingan yang sengit, pada akhirnya medali perak berhasil didapatkan.
Atas prestasi tersebut peraih silver medal berhak mendapatkan trofi, sertifikat, dan beasiswa studi lanjut di Institut Asia Malang sebesar Rp 10 Juta. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni