Rasulullah Manusia yang Biografinya Tertulis Lengkap; Liputan Luqman Wahyudi, kontributor PWMU.CO Kabupaten Pasuruan.
PWMU.CO – SMK Muhammadiyah 1 (SMK Mutu) Pandaan mengadakan kajian Maulid Nabi Muhammad SAW dan Pra-Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah.
Kegiatan ini digelar di Lapangan SMK Mutu Pandaan, Jalan Raya Pandaan-Bangil KM 2 Kebonwaris, Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022) pukul 07.30-11.00 WIB.
Hadir sebagai pembicara adalah Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Dr M Saad Ibrahim MA. Dia mengawali kajian dengan menceritakan bahwa Rasulullah adalah satu-satunya manusia yang biografinya tertulis lengkap mulai dalam kandungan sampai beliau.
“Nabi yang terdekat dengan Nabi Muhammad yaitu Nabi Isa, biografinya tidak tertulis dengan lengkap, ada belasan tahun yang hilang,” ujarnya.
Saad Ibrahim menerangkan, ketika dalam kandungan, Rasulullah sudah menjadi yatim karena ditinggal wafat ayahandanya, Abdullah. Kemudian ibundanya: Sayyidah Aminah meninggal ketika Nabi berumur enam tahun.
“Kemudian diasuh oleh kakek beliau Abdul Muthalib, yang meninggalkan beliau juga dua tahun kemudian. Barulah diasuh oleh pamannya, Abu Thalib yang agak lama,” ujarnya.
Oleh karena, sambungnya, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak menegakkan agama Islam ini, bagaimanapun keadaan kita.
“Kita tahu bagaimana keadaan Rasulullah mulai kecil sampai diangkat menjadi rasul, penuh perjuangan untuk menegakkan agama Islam. Maka dalam keadaan yang sekarang kita terima, maka ada dua kemungkinan, yaitu yang pertama to be dan yang kedua not to be,” ujarnya.
To Be or Not to Be
Menurut Saad Ibrahim, kita seharusnya menjadi yang pertama, yaitu to be (menjadi). Artinya apapun dan bagaimanapun keadaan kita yang diberikan oleh Allah maka kita harus mensyukuri dan bangkit untuk menjadi yang terbaik, untuk menegakkan agama Islam. Maka inilah sejatinya penerus Rasulullah SAW.
Dan sebaliknya apabila kita menjadi yang kedua, yaitu not to be (tidak menjadi). Artinya golongan orang-orang yang menyerah dengan keadaan, dengan berbagai alasan, menjadikan keadaanya sebagai penghambat keberhasilan dan menegakkan agama Allah. Golongan ini tentunya bukan pengikut Rasulullah SAW.
Di akhir kajiannya, Saad berpesan kepada semua yang hadir, kita ini punya rumah besar (Muhammadiyah) maka kita harus selalu meniru Rasulullah SAW yang selalu mempunyai al-iradah al-kubra atau cita-cita yang tinggi dan proyeksi ke depan.
Jadi cara berpikir kita harus besar. Maka untuk para guru selalu harus kita tanamkan tarbiyatul lil iradah atau pendidikan untuk meraih cita-cita kepada anak didik kita.
“Semoga dengan ngaji seperti ini dimudahkan jalan kita menuju surganya Allah SWT,” ujarnya sambil mengutip sabda Rasulullah SAW:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR Muslim).
“Yang terpenting di pengajian-pengajian seperti ini kita selalu mendapatkan jalan yang mudah ke surga dan ampunan Allah SWT. Amin,” tuturnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni