Isu pendidikan masa depan yang patut diantisipasi, agar lulusan mampu bersaing di kancah global; Liputan Kontributor PWMU.CO Mahyuddin.
PWMU.CO – Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menyelenggarakan Opening dan Awarding Ceremony Muhammadiyah Education (ME) Awards 2022 Special Edition. Kegiatan beserta Edu Conference dan The Summit Meeting for Ismuba Teachers itu dihelat di Auditorium KH Ahmad Dahlan Umsida Kampus I, Sabtu (8/10/22).
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Prof Dr Muhadjir Effendy MAP yang dijadwalkan memberi sambutan dan membuka acara, diwakilkan kepada Wijaya Kusuma selaku Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK.
Wijaya Kusuma menyampaikan salam dan apresiasi kegiatan ME Award 2022 dari Prof Muhadjir Effendy. “Pertama-tama, kami menyampaikan salam dari Bapak Prof Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Beliau memberi apresiasi tinggi terhadap kegiatan pada hari ini,” ujarnya.
Namun, sambungnya, karena ada tugas yang bersamaan, kami secara pribadi ditugasi Prof Muhadjir untuk mewakili. “Semoga kehadiran kami di sini tidak mengurangi makna untuk memeriahkan acara yang luar biasa ini. Kami mohon izin menyampaikan sambutan beliau terhadap kegiatan ini,” jelasnya.
Menko PMK menyampaikan bahwa, kegiatan ME Awards menjadi momentum luar biasa untuk peningkatan kualitas pendidikan, pendidikan yang berkemajuan, dan wadah lahirnya kader-kader Muhammadiyah yang unggul dari Jawa Timur.
Isu Pendidikan Masa Depan
Prof Muhadjir berpandangan bahwa ME Awards bisa meningkatkan kepercayaan diri siswa, guru, dan sekolah. “Kita sepakat, even seperti ini untuk melatih kepercayaan diri dan mencari bibit unggul, kompetisi antar siswa, guru, serta antar sekolah. Diharapkan dapat menumbuhkan keunggulan dan betul-betul diraih oleh kader-kader Muhammadiyah dengan cara bermartabat,” paparnya.
Penghargaan ini, lanjutnya, juga sebagai bentuk apresiasi capaian-capaian juara nasional dan internasional sekolah unggul dan pribadi-pribadi unggul. “Selain itu juga untuk mengajari putri putri Muhammadiyah untuk menghargai prestasi orang lain,” tambahnya.
Dalam merancang konsep peserta didik yang unggul dan berdaya saing, memang perlu diadakan suasana berkompetisi. Ini sesuai dengan semboyan fastabiqul khairat, yaitu berlomba-lomba menuju kebaikan. “Peserta didik diharapkan menemukan keistimewaannya masing-masing, sehingga kelebihan dan keunikannya bisa menjadi modal meniti karir peserta didik di masa depan,” ulasnya.
Kepada guru-guru Muhammadiyah, Prof Muhadjir berpesan agar mengenal keunggulan dan kekhasan dari masing-masing peserta didik. “Para guru Muhammadiyah harus mengetahui keunggulan dan kekhasan masing-masing peserta didik, sehingga mereka mampu berkompetisi. Selain itu, guru harus membantu menyiapkan mental dan karakter peserta didik,” pesannya.
Selain itu, Prof Muhadjir juga menyampaikan bahwa Isu-isu di masa depan menjadi topik yang patut untuk diantisipasi. Sejumlah negara maju bahkan sudah mengembangkan antisipasi mereka terhadap masa depan.
“Singapura telah membentuk comitte on the future economy, dengan tugas memindai horison, kebutuhan, dan tantangan ekonomi masa depan. Di benua Eropa, Serbia bahkan membentuk kementerian baru yang diberi nama Minister of Future,” ungkapnya.
Monodisiplin ke Multidisiplin
Prof Muhadjir juga memberikan pesan kepada Majelis Dikdasmen Muhammadiyah agar mengambil peran menyiapkan lulusan yang berkompetensi gold dan berdaya saing global. Menyikapi tantangan dan perubahan zaman, maka arah kompetensi siswa perlu diarahkan mampu beradaptasi serta mampu berkompetisi secara global.
“Untuk itulah perlu diadakan pengembangan model pembelajaran dari monodisiplin ke multidisiplin. Dalam konteks ini Majelis Dikdasmen Muhammadiyah, mempunyai peluang besar untuk mengambil peran menyiapkan lulusan dengan kompetensi gold dan mampu bersaing di kancah global,” paparnya.
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.