Ketua PWM Jatim dorong para guru Ismuba kuasai bahasa asing, untuk siapkan future leader. Liputan kontributor PWMU.CO Mahyuddin.
PWMU.CO – Dr M Saad Ibrahim MA, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, hadir sebagai keynote speech dalam Edu Conference dan The Summit Meeting for Ismuba Teacher. Kegiatan dihelat di Auditorium KH Ahmad Dahlan Umsida Kampus I, Sabtu (8/10/22).
Mengangkat topik The Role of Ismuba for the Rise of Muhammadiyah Future Leader, Saad Ibrahim membuka materinya terkait Ismuba. Menurutnya, Ismuba merupakan singkatan dari Islam, Muhammadiyah, dan Bahasa Asing.
“Saya ingin ke depan, ‘Ba’ itu diubah menjadi bahasa asing, tidak sekadar Bahasa Arab, walaupun tentu Bahasa Arab itu menjadi bagian dari agama kita, tapi kita hidup di era global ini memerlukan bahasa-bahasa digunakan di dunia IT, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, yang memang menjadi pikiran kita,” ungkapnya.
Ke depan, lanjutnya, untuk merumuskan mengenai Ismuba itu melampaui berbagai bahasa tersebut, ini terkait dengan menyiapkan future leader. “Tidak hanya untuk Indonesia, tapi juga di kawasan-kawasan yang lain, karena itu perlu menjadi perhatian pertama untuk kita,” ujar Saad.
Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, itu juga mengajak untuk menyamakan persepsi terkait Islam menurut Muhammadiyah. Bagi Muhammadiyah, Islam itu agama Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi, dan yang terakhir kepada Nabi Muhammad SAW. “Maka ketika Islam itu sudah berada pada tangan Nabi Muhammad, jalan satu-satunya keselamatan hanyalah Islam yang dibawa Nabi Muhammad,” paparnya.
Islam yang Sempurna
Saad kemudian menjelaskan hadits riwayat Muslim. “Demi Allah, demi Dzat yang diri Muhammad dalam kekuasaannya tidaklah seorang pun dari umat ini baik Yahudi maupun Nasrani, yang telah mendengar apa yang aku bawa yaitu al-Islam, lalu orang itu meninggal, padahal orang itu belum beriman pada risalah yang aku bawa, tidak lain tidak bukan, orang itu akan menjadi penghuni neraka,” kutipnya.
Terkait kebenaran Islam, Saad mengajak pada para guru Ismuba agar menyampaikan pemahaman para siswa. Doktrin ini penting kita ajarkan pada anak-anak, supaya mereka tidak punya pandangan bahwa seluruh agama itu mengantarkan orang pada kebahagiaan di dunia dan akhirat.
“Karena Islam yang dibawa Nabi Muhammad yaitu Islam yang telah sempurna. Maka yang dimaksud Al Islam ialah yang sebagaimana terdapat di dalam al-Quran dan as-Sunnah. Terkait dengan ini Muhammadiyah memahami bahwa al-Islam itu bertingkat-tingkat, tidak satu tingkat saja, ada tingkatan yang paling tinggi, ada tingkatan di bawahnya dan di bawahnya,” urainya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.