SD Muri Sosialisasi Penyelenggaraan dan Penanganan Masalah Siswa ABK, liputan kontributor PWMU.CO Gresik Riza Agustina
PWMU.CO – SD Muhammmadiyah I Giri (SD Muri) Gresik mengadakan Silaturahmi dan Sosialisasi Penyelenggaraan dan Penanganan Masalah Siswa ABK, Kamis (6/10/22).
Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif itu menggandeng UPT Resource Center (RC) Kabupaten Gresi. Ketua UPT RC Innik Hikmatin MPd hadir sebagai pemateri.
Berlangsung di aula sekolah, acara ini dihadiri 39 wali siswa. Kepala SD Muri Luthfi Arif MPd menyampaikan kegiatan silaturahmi ini untuk meningkatkan layanan sekolah kepada orangtua dan siswa ABK (anak berkebutuhan khusus).
“Tujuan dari silaturahmi ini adalah adanya tindak lanjut asesmen dari UPT Resoct Center, yaitu untuk memberikan tes psikologi bagi siswa, khususnya anak-anak yang selama ini belum pernah melaksanakan tes psikologi,” ujarnya.
Dengan adanya tes ini, lanjutnya, nantinya anak-anak bisa kita dilayani sesuai kebutuhannya, karena anak-anak ini adalah anak istimewa yang pastinya mempunyai kelebihan masing-masing.
Sabar dan Syukur
Dalam acara tersebut, Ida Yuniarti wali siswa dari Nisrina Huwaidah Rahma kelas V yang didiaknose down sindrom memberikan motivasi orangtua yang hadir untuk tetap sabar dan bersyukur.
“Allah menciptakan semua ciptaanya dengan sempurna. Kalau ada yang tidak sama dengan yang lain itu adalah anugrah dan pasti ada hikmanya, khususnya orangtua,” kata
Orangtua, sambungnya, pilihan pasti mempunyai kemampuan untuk menanganinya. Terus bersyukur Ketika mengurus anak-anak ini dan berusaha bisa memprogres perkembangan anak untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Hal senada juga disampaikan Wahyudi. Orangtua dari siswa kelas I Muhammad Zafran Rama ini menyampaikan dengan diamanahi anak istimewa, menambah rasa sabar kita.
“Kita berusaha supaya anak kita bermanfaat untuk umat, Khoirunnaas anfauhum Linnaas,” katanya.
Menata Spiritual
Dalam materinya, inik Hikmatin mengajak orangtua untuk memerhatikan, menata spiritual dan emosional anak-anak.
“Kalau Spiritual dan emosional anak sudah masuk dalam jiwa, anak akan menjadi lebih baik secara universal dan menjadi manusia yang lebih baik, karena yang dibutuhkan anak bukan sekadar akademik, tapi kebutuhan seluruhnya.”
Orang tua, lanjutnya, bertanggung jawab dan berkewajiban untuk mendidik anak dengan harapan menjadi anak-anak yang sholeh dan sholekhah. Allah telah menciptakan mahluknya dengan sempurna, kalau kita diberi amanah atau titipan dengan kondisi yang berbeda itu, pasti ada hikmah pastinya dan perlu disyukuri.
Inik, sapaan akrabnya, menyampaikan Surat an-Kabut ayat 45, yang intinya bagaimana anak supaya mau shalat dan ngaji (membaca al-Quran). Caranya yaitu dengan mengajak mereka shalat berjamah dan mendampingi, mendekapnya untuk shalat bersama kakak, adik, dan ibunya, ayah sebagai imamnya.
“Bagaimana supaya anak bisa mengaji yaitu diupayakan ibu setelah subuh atau setelah magrib mengaji dan anaknya di sampingnya. Anak medengarkan atau membaca bersama secara pelan-pelan. Dengan mendekap dan membersamai Ketika shalat dan mengaji, maka nilai al-Quran dan nilai spiritual anak masuk dan peka di dalam jiwanya.”
Dengan nilai-nilai spiritual yang ditanamkan, tekannya, Allah membuka apa yang orangtua telah lakukan. Secara spiritiul dan emosional tidak ada yang tidak mungkin.
“Yakin Allah akan memberikan yang terbaik dan terus berdoa. Orangtua di manapun dan apapun keadaan anaknya, pasti menginginkan anak menjadi anak yang bermanfaat. Anak-anak bisa diperdayakan dan memberikan yang terbaik. Bukan dari segi akademik saja, yang dianggap prestasi, tapi setiap anak mempunyai kelebihan masing-masing. Orangtua dan keluarga awal dari kesuksesan anak,” tandasnya. (*)
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.