PWMU.CO – Yaumut Thobakh adalah Hari Memasak, salah satu kegiatan siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 23 Surabaya. Kegiatan yang diikuti siswa kelas 1-6 dan didampingi para guru ini adalah program kemandirian untuk membentuk chef cilik Islam yang inovatif, kreatif, dan terampil.
Menurut Kepala Sekolah MIM 23 Dzul Fanny SThI, Yaumut Thobakh bertujuan untuk membentuk kemandirian, mengajarkan tanggung jawab, dan menghargai hasil masakan sendiri. “Ini sebagai bentuk penghormatan jasa Ibu yang tidak kenal lelah memasak untuk kita,” ujarnya.
(Baca: Lho koq Bisa, Direktur Lazismu Beri Pelatihan Bikin Fried Chicken pada Ibu-Ibu?)
“Saya sangat senang dengan adanya acara Yaumut Tobakh ini, karena bisa mandiri dan tidak perlu bantuan orangtua untuk membuat makanan,” kata Amelia, siswi kelas 2. Hal senada dikatakan Isma Fauni siswa kelas 6. “Yaumut Tobakh merupakan acara positif dan hingga kami bisa berkreasi sendiri tanpa bantuan siapa pun,” katanya yang diamini temannya Nia Maulita Amira.
(Baca juga: Kepala Chef Restoran Sushi di Amerika Ini Alumni SMK Mutu Gondanglegi)
Dalam acara yang berlangsung Senin (6/2) itu masing-masing kelas menyuguhkan menu masakan sebagai berikut:
Kelas 1 Menghias Roti Berkarakter
Kelas 2 Pisang Keju Coklat ala Chef Cilik
Kelas 3 Sandwich Telur dan Sandwich Manis Plus Es Cincou Segar
Kelas 4 Sate Buah dan Dadar Gulung Cinta
Kelas 5 Nasi Sambelan JawaTimuran,
Kelas 6 Sop Patin dan Sayur Plus Ayam, Bebek, dan Tempe Goreng Maknyus.
Dzul Fanny sangat mengapresiasi program yaumut thobakh ini. “Kegiatan ini menumbuhkan cinta akan masakannya sendiri, hasil jerih payahnya sendiri, tanpa mengeluh. Saya sempat keliling tiap kelas dan sungguh luar biasa. Mereka sangat senang dan minta diadakan tiap tahun,” ujarnya. (Ferry Yudi AS)
PWMU.CO – Yaumut Thobakh adalah Hari Memasak, salah satu kegiatan siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 23 Surabaya. Kegiatan yang diikuti siswa kelas 1-6 dan didampingi para guru ini adalah program kemandirian untuk membentuk chef cilik Islam yang inovatif, kreatif, dan terampil.
Menurut Kepala Sekolah MIM 23 Dzul Fanny SThI, Yaumut Thobakh bertujuan untuk membentuk kemandirian, mengajarkan tanggung jawab, dan menghargai hasil masakan sendiri. “Ini sebagai bentuk penghormatan jasa Ibu yang tidak kenal lelah memasak untuk kita,” ujarnya.
(Baca: Lho koq Bisa, Direktur Lazismu Beri Pelatihan Bikin Fried Chicken pada Ibu-Ibu?)
“Saya sangat senang dengan adanya acara Yaumut Tobakh ini, karena bisa mandiri dan tidak perlu bantuan orangtua untuk membuat makanan,” kata Amelia, siswi kelas 2. Hal senada dikatakan Isma Fauni siswa kelas 6. “Yaumut Tobakh merupakan acara positif dan hingga kami bisa berkreasi sendiri tanpa bantuan siapa pun,” katanya yang diamini temannya Nia Maulita Amira.
(Baca juga: Kepala Chef Restoran Sushi di Amerika Ini Alumni SMK Mutu Gondanglegi)
Dalam acara yang berlangsung Senin (6/2) itu masing-masing kelas menyuguhkan menu masakan sebagai berikut:
Kelas 1 Menghias Roti Berkarakter
Kelas 2 Pisang Keju Coklat ala Chef Cilik
Kelas 3 Sandwich Telur dan Sandwich Manis Plus Es Cincou Segar
Kelas 4 Sate Buah dan Dadar Gulung Cinta
Kelas 5 Nasi Sambelan JawaTimuran,
Kelas 6 Sop Patin dan Sayur Plus Ayam, Bebek, dan Tempe Goreng Maknyus.
Dzul Fanny sangat mengapresiasi program yaumut thobakh ini. “Kegiatan ini menumbuhkan cinta akan masakannya sendiri, hasil jerih payahnya sendiri, tanpa mengeluh. Saya sempat keliling tiap kelas dan sungguh luar biasa. Mereka sangat senang dan minta diadakan tiap tahun,” ujarnya. (Ferry Yudi AS)