Pilar-Pilar Tauhid Dikaji dalam Pengajian PCM Sukodadi; Liputan ‘Aalimah Qurrata A’yun, kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sukodadi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menyelenggarakan pengajian rutin di Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sukodadi, Jumat (14/10/2022).
Pengajian yang diadakan di PRM Sukodadi ini merupakan putaran baru dari pengajian yang telah tuntas dilaksanakan sebelumnya oleh PCM Sukodadi.
Bertempat di Masjid Darussalam Desa Sukodadi, pengajian ini diikuti oleh warga Muhammadiyah se-PCM Sukodadi dari berbagai organisasi otonom (orotom). Mulai dari ‘Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Hizbul Wathan, Tapak Suci, hingga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Bahkan ‘Ikatan Balita Muhammadiyah (IBM)’ pun hadir.
Ketua PCM Sukodadi Mustain SPd, memaparkan beberapa informasi dalam sambutannya. Dia berpesan kepada jamaah agar ketika mengikuti pengajian rutin imi menggunakan seragam Muhammadiyah atau ortom yang diikutinya.
“Semangat dari para jamaah ini luar biasa. Apalagi jika semua yang mengikuti pengajian ini dapat mengenakan batik atau seragam kebesaran Muhammadiyah dan ortomnya. Semata-mata hanya utuk menambah kesemangatan dan kekompakan warga Muhammadiyah se-cabang Sukodadi,’’ ujarnya.
Tauhid sebagai Pegangan Hidup
Narasumber pengajian, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)Lamongan, Masroin Assyafani MAg, mengangkat tema Meneguhkan Pilar-Pilar Tauhid.
Dia mengawali tausiahnya dengan mendoakan jamaah agar disambut oleh bidadari-bidadari ketika di surga kelak.
‘’Semoga para jamaah sekalian ditampani oleh widodari (semoga para jamaah sekalian disambut oleh biadadari),” ujarnya yang juga disambut tawa oleh seluruh jamaah.
‘’Tapi kalau ibu-ibu Aisyiyah niki ditampani sinten (tapi kalau ibu-ibu Aisyiyah ini diterima siapa?),” tanyaya kepada para jamaah dengan lelucon khasnya.
‘’Nggeh sampean sedaya niki widodarini pun, leres napa purun Bu (ya ibu-ibu ini bidadarinya, benar apa mau Bu?),” sambungnya dengan tawa seluruh jamaah pengajian sehingga suasana begitu cair dan menghadirkan antusias jamaah.
“Apabila hamba-hamba Allah senantiasa berpegang teguh kepada tauhid, insyaallah kelak akan hidup di surga bersama dengan para bidadari di sana,” ujarnya.
Pilar-Pilar Tauhid
Ustadz Roin, sapaannya, melanjutkan tausiahnya dengan menceritakan kejadian tanggal 16 September yang lalu saat mendengarkan khotbah Jumat di Masjid nabawi.
‘’Khatib shalat Jumat waktu itu menjelaskan tentang pilar-pilar tauhid,” ujarnya.
Dia menjelaskan dalam meneguhkan pilar-pilar tauhid dapat dikategorikan dalam hal-hal berikut:
Pertama, pondasi kekuatan Islam. Dia berharap Muhammadiyah dapat menjadi barometer pemersatu umat Islam agar terus bersatu hingga ke depan.
Dia juga menekankan seragam atau batik Muhammadiyah agar dapat digunakan sebagai salah satu simbol dalam pemersatu kekompakan. “Sesuai dengan yang telah diucapkan oleh Ketua PCM Sukodadi Masroin dalam sambutannya,” ujarnya.
Kedua, persatuan kekuatan dan kemenangan Islam. Dia menekankan, bagi umat yang memegang teguh tauhid sebagai pedoman hidup, maka Islam tidak akan mudah dipecahkan oleh gerakan-gerakan yang bersifat komunis. “Persatuan kekuatan dan kemenangan Islam itu dapat dijaga oleh umat Islam sendiri,” katanya.
Ketiga, memakmurkan masjid. Ustadz Roin mengungkapkan, berapa banyak masjid yang hari ini dibangun megah, namun sulit dalam memperbanyak jamaah.
“Maka ini adalah tugas dan kewajiban mutlak warga Muhammadiyah untuk lebih getol dalam memakmurkan masjid,” pedannya.
Pemuda Malas Adzan
Dia juga menyindir para pemuda yang membiarkan adzannya orangtua yang kerap batuk-batuk sehingga tidak menambah kesemangatan dalam berangkat shalat jamaah ke masjid, terlebih saat shalat Subuh.
Keempat, mencintai ilmu. “Seperti pada pengajian rutin PCM Sukodadi ini, warga Muhammadiyah harus haus dengan ilmu. Terlebih pada ilmu-ilmu yang bersifat keagamaan,” ujarnya.
Kelima, Mencintai Harta untuk akhirat. Dia menjelaskan mMencintai harta bukan berarti pelit dengan harta sehingga enggan menginfakkan.
“Namun mencintai harta adalah dengan menssedekahkan sebagian hartanya karena ia paham bahwa ada titipan Allah yang harus disampaikan kepada yang berhak. Bahwa niat hati untuk bersedakh adalah sebagai tabungan di akhirat kelak,” ujarnya.
Di bagian tausiahnya, Ustadz Roin menjelaskan tanda-tanda hati umat yang jauh dari tauhid
“Adapun bagi para umat Islam yang hatinya jauh dari tauhid, dapat menyebabkan hal-hal berikut,” ujarnya. “Yakni adanya perpecahan dalam umat Islam, jauh dari masjid, dan jauh dari majelis ilmu.”
Penyampaian penuh gelitik tentang pilar-pilar tauhid tersebut membuat antusias yang luar biasa jamaah. ‘’Semoga pengajian rutin yang dilaksanakan oleh PCM Sukodadi ini dapat terus konsisten, bahkan hingga pada periode-periode ke depan,’’ harap Ketua PCM Sukodadi Mustain. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni