Peringati Maulid Nabi, STIT Muhammadiyah Paciran Gelar Kuliah Umum. Liputan Maftuhah MPd, Kontributor PWMU.CO Lamongan.
PWMU.CO – Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Paciran, Lamongan menyelenggarakan Kuliah Umum dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Selasa (11/10/2022). Kegiatan ini mengangkat tema Meneladani Rasulullah SAW dalam Kehidupan.
Hadir Ketua STITMu Paciran Idzi Layyinati MPd, jajaran Pimpinan, Badan Pengurus Harian (BPH), Ibu Bapak Dosen dan seluruh Mahasiswa STIT M Paciran. Acara yang berlangsung pukul 14.00 WIB hingga menjelang Maghrib ini, bertempat di gedung lantai 2 STITM Paciran.
H Agus Salim MPd sebagai pemateri mengatakan, umat Islam hanya membutuhkan waktu 23 tahun melalui Rasulullah Muhammad SAW untuk membentuk suatu masyarakat. “Rasul merupakan sosok yang sangat dicintai dengan wajah tampan dan senyum yang hangat,” ujarnya.
Agus Salim mengatakan, Rasulullah SAW adalah sosok yang kuat fisiknya, sehingga dia mengajak mahasiswa untuk meneladani akhlak Rasulullah, salah satunya adalah dengan belajar memanah.
“Makna tersirat dalam memanah adalah, melatih rasa ikhlas dalam diri seseorang. Setelah memilih target dan menarik anak panah, kita harus melepaskannya untuk meraih target. Bisa menguasai salah satu bela diri merupakan salah satu hal yang baik,” katanya.
Meski dalam sejarah, Rasulullah SAW diceritakan memiliki kemampuan berperang yang baik, namun Agus Salim mengatakan, Rasulullah tidak pernah membunuh siapapun, karena begitu dijaganya Rasul oleh Allah SWT.
“Akhlak lain yang patut ditiru dari diri Rasulullah SAW adalah sabar. Kita bisa melihat sifat tersebut dari usaha beliau menggembala kambing sejak usia 12 tahun. Sedangkan saat ini gaya hidup cenderung serba cepat dengan mobilitas yang tinggi. Tak jarang menghalalkan cara-cara yang buruk untuk meraih suatu hal,” ujarnya.
Sifat Rasulullah yang Patut Ditiru
Dosen STIT Muhammadiyah Paciran itu mengatakan, sifat lain yang bisa ditiru dari Rasulullah adalah al-amin atau jujur. Contoh sederhana adalah jujur saat mengerjakan soal ujian. Apalagi saat proses pembelajaran online, kesempatan untuk berbuat curang jauh lebih besar.
“Perlu diingat, keberkahan suatu ilmu bukan dinilai dari angkanya, namun manfaat yang dibawa sepanjang sisa hidup. Sehingga prinsip hidup jujur harus senantiasa dipegang tidak hanya oleh mahasiswa, namun semua umat manusia,” tandasnya.
Menurut Agus Salim, setiap profesi apapun, bahkan profesi doktor pun, jangan sampai membatasi karier seseorang untuk menyontoh Rasulullah, salah satunya adalah berdagang.
“Rasululloh SAW sudah berdagang sejak usia 12 tahun hingga ke Negeri Syam. Lalu, pada usia 25 tahun beliau menjalankan bisnis internasional milik Sayyidatina Khadijah. Tentunya, ini merupakan hal yang baik serta halal yang bisa ditiru oleh umat Islam,” ujarnya.
Menurut Agus Salim, tuntutan pekerjaan, masalah sosial, hingga kesulitan ekonomi saat ini seringkali membuat manusia merasa sedih, bahkan hingga ke tahap stress. Tak jarang juga hal itu membuat orang cenderung bingung dan rapuh.
“Tanpa iman yang kuat, jiwa manusia mudah sekali tergoncang. Dan buruknya, ketika datang kesedihan ia lupa akan Allah SWT, hingga mencari pertolongan pada hal yang kurang baik. Padahal Rasulullah SAW selalu mengingatkan kita untuk dzikrullah (mengingat Allah SWT). Semua hal datang dari-Nya, maka saat baik atau sulit ingatlah dan kembalikan semua pada-Nya,” pesan Dosen Bahasa Arab tersebut.
Rasulullah Sosok Mulia
Agus Salim mengatakan, sebagai Nabi terakhir, Rasulullah merupakan sosok mulia yang patut kita teladani. “Nabi Muhammad dalam melakukan apapun selalu amanah (dapat dipercaya) dan berakhlak baik. Maka sebagai umat Islam, kita wajib memuliakan, taat dan patuh serta mengucapkan shalawat serta salam kepada Rasulullah,” ujar Agus Salim.
Dia berharap, mudah-mudahan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada siang hari ini dapat memberikan inspirasi kepada civitas STIT Muhammadiyah Paciran, agar terus berupaya meneladani akhlaq Rasulullah SAW.
“Semoga kita bisa belajar dari akhlak beliau yang mulia dalam setiap aktifitas sehari-hari, sehingga akan tumbuh rasa empati antar sesama, semakin kuat tali silaturrahmi dan persaudaraan tanpa memandang apapun perbedaan diantara kita,” ujarnya.
Acara diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh K H Suntari MPd, kemudian ditutup dengan kegiatan ramah tamah. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni