PWMU.CO – Data yang menunjukkan bahwa 1 persen penduduk menguasai 55 persen kekayaan Indonesia sangat memprihatinkan, termasuk bagi Direktur Lazismu Jatim Ustadz drh Zainul Muslimin. Di hadapan 170-an jamaah yang memadati Masjid Attaqwa WSI Desa Sidojangkung, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, (5/3), Zainul menyampaikan hal itu.
“Tapi jangan salahkan mereka yang 1 persen itu. Salah kita sendiri,” tuturnya sambil memberi ilustrasi bahwa jari telunjuk sering mengarah orang lain dan jarang mengarah pada diri sendiri. Karena itu pria asli Magetan ini mengajak umat Islam introspkesi, mengapa yang 1 persen itu adalah ‘mereka’, yaitu para pengusaha non-Islam. Sementara umat Islam yang mayoritas justru menjadi bagian yang “dikuasai’?
(Baca: Din Syamsuddin Pertanyakan Keadilan Sosial: Masak 1 Persen Orang Kuasai 50 Persen Aset Nasional?)
“Setiap urusan yang kita tinggalkan pasti diambil orang lain,” kata Zainul mengawali penjelasan. Salah satu urusan yang ditinggalkan orang Islam, jelasnya, adalah pasar yaitu perdagangan atau bisnis. Padahal Nabi Muhammad SAW telah memberi teladan sebagai seorang pedagang. Zainul lalu mengutip Surat Alfurqan Ayat 7-9, yang menjelaskan bahwa Nabi pun makan dan berjalan-jalan di pasar.
Menurut Zainul, ayat itu berkaitan dengan keberatan orang kafir, tentang kenabian Muhammad SAW. Mereka mempertanyakan, mengapa Allah menurunkan seorang nabi kok dari kalangan manusia biasa—yang ditandai dengan melakukan kebiasaan seperti kebanyakan orang, yaitu makan dan berjalan di pasar.
(Baca juga: Jawaban Jokowi atas Kritik Haedar Nashir tentang 1 Persen Warga yang Kuasai 55 Persen Aset Nasional)
Zainul mengatakan, Andai keberatan orang kafir dituruti, mereka tetap menolak dengan mengajukan keberatan yang lain. Dalam konteks ini, sebenarnya Zainul ingin menekankan bahwa umat Islam harusnya meneladani Nabi SAW dalam hal jalan-jalan di pasar, yang ditafsirkan Zainul sebagai aktivitas perdagangan.
“Beliau adalah seorang pedagang, bahkan berskala internasional,” kata Zainul menyontohkan salah satu fragmen kehidupan Muhammad muda saat menikahi Siti Khadijah dan menjalankan bisnisnya sampai ke negeri Syam (Suriah sekarang).
(Baca juga: Jika 0,2 Persen Penduduk Kuasai 66 Persen Aset Lahan Nasional …)
Zainul mengingatkan, Rasulullah SAW adalah teladan terbaik bagi umat manusia. “Maukah kita meneladani beliau dalam hal berjalan-jalan di pasar alias berdagang?” katanya pada jamaah sambil menanyakan siapa saja yang sudah meneladani Nabi SAW sebagai pedagang. Ternyata hanya beberapa orang saja yang mengangkat tangan.
Kenyataan itu cukup memprihatinkan. Sehingga jangan disalahkan para konglomerat yang 1 persen itu menguasai 55 kekayaan Indonesia. “Ini salah kita sendiri, mengapa tidak banyak yang tertarik menjadi pedagang,” ujar Zainul. “Padahal, dalam hal nominal uang saja kita memilih nilai yang tertinggi atau terbaik,” katanya sambil menunjukkan beberapa lembar rupiah dari Rp 100 ribu hinga Rp 2 ribu.
“Rasulullah SAW itu memiliki nilai terbaik. Harusnya kita teladani, termasuk dalam hal berdagangnya,” pesan Zainul, yang merasa heran soal ayam goreng saja orang Amerika yang berjualan di Indonesia. “Padahal sebenarnya kita sendiri bisa membuat dan memperjualbelikannya,” ucapnya.
(Baca juga: Lho koq Bisa, Direktur Lazismu Beri Pelatihan Bikin Fried Chicken pada Ibu-Ibu?)
Zainul mengungkapkan, bahwa yang 1 persen kini telah menguasi semua pasar, dari properti, otomotif, ayam goreng, terigu, gula, dan semua kebutuhan bahan pokok kita. Karena itu dia kembali menekankan pentingnya adanya kesadaran menguasai pasar.
Setelah selesai acara, Zainul yang juga owner ‘My Fast Chicken and Honey Grilled Chicken Resto’ ini berbagi ilmu dengan langsung mempraktikkan bagaimana membuat ayam tepung dan telur kremes di hadapan jamaah. Zainul sendiri yang menyiapkan bahan-bahan dan peralatan dari rumah. Jamaah pun menyambut antusias. (MN)