Dakwah dari Hati: Mendoakan sebelum Menasihati; Liputan Ain Nurwindasari, kontributor PWMU.CO Gresik. Editor Mohammad Nurfatoni.
PWMU.CO – Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik Anas Thohir SAg MPdI membedah 12 Langkah Muhammadiyah pada Pertemuan Ke-9 Corps Mubalighat Aisyiyah (CMA) se-Kabupaten Gresik di Aula TK Aisyiyah 36 PPI Gresik, Jawa Timur, Ahad (16/10/2022).
Pada layar power point yang ia tampilkan, tertera 12 langkah Muhammadiyah. Yairu memperdalam iman, memperluas paham agama, memperluas budi pekerti, menuntun amalan intiqad, menguatkan persatuan, menegakkan keadilan, melakukan kebijaksanaan, menguatkan tanwir, mengadakan musyawarah, memusyawaratkan putusan, mengawasi pergerakan, dan menghubungkan dengan gerakan luar.
Anas lantas menjelaskan maksud memperdalam iman. Ia mengaitkannya dengan Ali Imran ayat 164, yang di dalamnya terdapat salah satu tugas Rasulullah.
“Wa tuzakkihim (وَيُزَكِّيْهِمْ /dan mensucikan mereka), tidak hanya mensucikan dan membersihkan, tetapi juga mendoakan mereka,” terangnya.
Anas mengimbau kepada seluruh peserta yang merupakan kader mubalighat Aisyiyah agar menyampaikan dakwah dari hati. “Sampaikanlah semuanya dari hati,” ungkapnya.
Anas menekankan seorang mubaligh(at) hendaknya tidak cukup sekadar menyampaikan materi kepada audiens.
“Iman masuk ke dalam, itu yang membuat orang itu terkesan dan ingin berubah. Tidak sekadar pandai beretorika, tapi ucapan dengan adanya iman dan Islam itu di dalam dadanya,” terangnya.
Dia menjelaskan praktik berdakwah dari hati adalah dengan mendoakan audiensnya sebelum menyampaikan pengajian.
“Minimal sebelum menyampaikan, malamnya sudah berdoa agar ‘Ya Allah besok saya ngisipengajian, buatlah agar kehadiran saya ini menyenangkan, menggembirakan, rahmatilah mereka.’ Tazkiyatun nusfus-nya itu ditata dulu,” terangnya.
Banyak Membaca
Selanjutnya, ia menjelaskan maksud dari menuntun amalan intiqad.
“Intiqad itu yakin. Iman itu dimasuki dengan sungguh-sungguh. Bukan main-main. Mubaligh kok nggak kuat imannya,” terangnya.
Anas juga menjelaskan maksud dari langkah Muhammadiyah menguatkan persatuan.
“Belum punya TK bersatunya luar biasa, belum punya masjid bersatunya luar biasa. Ketika punya universitas penyakitnya (perpecahan) datang,” terangnya.
Menurutnya persatuan hukumnya mutlak wajib. Adapun mengenai langkah Muhammadiyah menegakkan keadilan, ia menilai, “Tidak ada orang yang bisa menegakkan keadilan dengan benar-benar adil, karena adil itu seperti menegakkan benang yang basah,” ungkapnya.
Namun menurutnya menegakkan keadilan minimal adalah adil kepada diri sendiri dan kepada keluarga.
Sebelum mengakhiri materinya, ia memberi pesan kepada peserta untuk memperluas ilmu agar bisa memberikan tanggapan yang baik jika suatu saat menghadapi pertanyaan dari audiens yang tidak terduga.
“Maka luaskan pandangan, luaskan ilmu. Maka iqra’ adalah kuncinya. Jika memang benar-benar tidak bisa maka komunikasikanlah dengan ahlinya,” jelasnya.
Ia juga menanggapi pertanyaan dari peserta, yang ketika mengisi kajian kadang tidak diperhatikan oleh audiens. Thohir pun berpesan, “Lantunkan rabbisyrahli shadri wa yassirli amri (Ya Tuhanku lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku). Falsalahnya air dan batu, yaitu batu yang keras itu bisa berlubang karena tetesan air yang terus menerus,” terangnya.
Menurutnya doa itu jika dilantunkan terus-menerus alam semesta mengaminkan.
“Jadi harus dikuatkan batin ini, ditata. Sampaikanlah sesuatu dari hatimu akan sampai ke hatinya. Dan itu juga tidak langsung, tapi pelan-pelan Anda taqarrub kepada Allah,” tandasnya. (*)
Editor Mohammad Nufratoni