Kota Toledo, Jejak Thariq bin Ziyad Membebaskan Andalusia; Liputan Kontributor PWMU.CO Siti Agustini dari Spanyol.
PWMU.CO – Kota Toledo menjadi salah satu tujuan Rihlah Peradaban Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Sabtu (15/10/2022). Kota ini pernah menyimpan jejak sejarah Thariq bin Ziyad.
Toledo terletak 70 kilometer dari barat daya Kota Madrid. Toledo berada di perbukitan dataran tinggi Castilla-La Mancha dan dikelilingi Sungai Tajo.
Perjalanan ditempuh dengan bus selama lebih kurang 90 menit. Jalanan memang naik turun, namun aman. Rombongan pun berkesempatan mengabadikan Kota Toledo dari sisi bukit lainnya.
Untuk masuk di tengah Kota Toledo, kita harus menaiki bukit yang tinggi. Untung saja tersedia fasilitas tangga eskalator. Sangat memudahkan kami untuk menjangkaunya.
Suasana kota ramai oleh banyaknya turis dari berbagai negara. Mereka belanja di toko-toko yang berjajar sepanjang jalan. Toko-toko di Toledo ini sebagian besar menjual kekhasannya. Ada pedang, piringan kaligrafi, pernik-pernik berbau gereja, perhiasan, dan sebagainya. Restoran juga terlihat ada.
Karena merupakan kota tua di Spanyol, maka bangunan fisik rumah atau gedung-gedung tertentu berwarna coklat. Ternyata tersusun dari batu bata.
Toledo dan Thariq bin Ziyad
Menurut berbagai sumber, Toledo dulu adalah Ibu Kota Kerajaan Kristen Visigoth. Secara geografinya, terletak di tengah Semenanjung Iberia. Dikelilingi Sungai Tagus dan pegunungan dari arah utara, timur, dan barat.
Sejarah Toledo dan Thariq bin Ziyad, panglima perang Bani Umaiyah— berkaitan dengan peristiwa penaklukan Andalusia oleh pasukan Muslim.
Singkat cerita sejarah, seorang Musa bin Nushair, gubernur di kawasan Magribi Afrika Utara, menyebarkan ajaran Islam ke suku Berber, setelah menakhlukkannya pada 704 Masehi. Suku ini kuat dan keras yang selanjutnya mendukung Musa. Apalagi dengan mengangkat Thariq bin Ziyad yang berasal dari suku Berber ini.
Misi Musa ingin menaklukkan Andalusia. Namun banyak kendala. Di antaranya adalah banyaknya kaum Kristen, minimnya armada laut, adanya Pulau Balyar dan Pelabuhan Sabtah milik kaum Kristen, dan letak geografis Andalusia yang tak dipahami kaum Muslim.
Tak diduga, penguasa Pelabuhan Sabtah, Julian pergi menemui Thariq bin Ziyad. Ia mendukung pasukan Muslim untuk merebut Andalusia. Walaupun sesama Kristen, Julian ingin menghancurkan Roderic, penguasa Andalusia, yang zalim pada rakyatnya. Julian melakukan negoisasi dengan Thariq. Isi negoisasinya di antaranya adalah menyerahkan Pelabuhan Sabtah dan memberi informasi tentang Andalusia.
Setelah mendapat informasi tentang medan di Andalusia oleh Tharif bin Malik, pasukan Thariq bin Ziyad mendarat di Andalusia. Tepatnya di Gibraltar. Berpindah lagi ke kawasan bernama Algeciras.
Baca sambungan di halaman 2: Perang Muslim-Kristen