Menjawab Curhatan Ibu Muda yang Merasakan Beban Berat Rumah Tangga; Kajian oleh Ustadzah Ain Nurwindasari.
PWMU.CO – Beberapa kali saya dicurhati oleh ibu-ibu rumah tangga yang usianya masih tergolong muda. Mereka merasa tidak bahagia bahkan menyatakan dirinya sudah stress menghadapi apa yang terjadi di dalam rumah tangganya.
Apa yang membuat mereka sampai stress? Rata-rata mereka menyatakan bahwa suaminya tidak bisa diajak komunikasi dalam mencari solusi. Ditambah jika mereka berhadapan dengan mertua yang alih-alih memahami kondisi menantunya, justru menyalahkan dan membuat masalah semakin keruh.
Tidak jarang para ibu ini sampai di titik putus asa. Keputusasaan itu menjelma menjadi keinginan untuk berpisah dengan suami, memberikan anaknya pada orang lain, bahkan ada yang ingin membunuh anaknya. Na’udzubillah.
Lalu, bagaimana seharusnya ketika berada di posisi yang demikian?
Islam adalah agama yang membawa kedamaian dan kasih sayang, bukan sebaliknya membela pada penindasan dan kezaliman.
Namun tidak jarang masyarakat menjadikan Islam sebagai tameng mereka untuk melakukan penindasan. Di antaranya adalah memberi nasihat agar perempuan taat secara mutlak kepada suaminya, apapun kondisinya.
Padahal, sejatinya tidak demikian. Seorang istri memang wajib taat kepada suami selama perintah dan ajakannya adalah diniatkan dengan tulus untuk kebaikan rumah tangganya. Bukan semata-mata atas dasar merasa memiliki kekuasaan di dalam rumah tangga.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perempuan sebagai istri sekaligus ibu dengan beban dan tanggung jawab yang besar di dalam rumah tangganya, agar terhindar dari stress dan tetap berada di koridor yang benar.
Baca sambungan di halaman 2: Delapan Langkah Solutif