PWMU.CO– 4 macam ukhuwah dikupas dalam Ngaji Reboan dengan narasumber Mahsun Djayadi, dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Pengajian berlangsung di rumah Ghofar Ismail ST Jl. Tanjungsari II/51 Surabaya dihadiri para jamaah.
Menurut Mahsun Djayadi, ada 4 macam ukhuwah. Pertama, ukhuwah ubudiyah. Yakni persaudaraan antar makhluk hidup dalam hal sama-sama wajib beribadah (tunduk dan taat) kepada Allah.
”Pengertian tersebut menjelaskan seluruh makhluk hidup adalah bersaudara dalam arti memiliki persamaan dan sama-sama ciptaan Allah swt,” kata Mahsun.
Dia mengutip surat adz-Dzariat ayat 56
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu.
Kedua, ukhuwah insaniyah (Basyariyah). Yakni bahwa seluruh manusia baik itu beda agama, suku, dan ras adalah bersaudara.
Mereka semua bersumber dari satu ayah dan ibu yaitu Adam dan Hawa. Hal ini berarti bahwa manusia itu diciptakan dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.
Ayat al-Quran yang menjadi sumber dasar ukhuwah ini adalah surat al-Hujurat ayat 13
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Ketiga, ukhuwah wathaniyah. Manusia itu juga memiliki rasa persaudaraan kebangsaan dan juga keturunan.
Sebagaimana dalam surat al-Furqan ayat 54
وَهُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ مِنَ ٱلْمَآءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُۥ نَسَبًا وَصِهْرًا ۗ وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا
Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah (kekerabatan dan mertua), dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.
Keempat, al-ukhuwah fi din al islam. Ukhuwah ini mempunyai kedudukan yang luhur dan derajat yang tinggi dan tidak dapat diungguli dan disamai oleh ikatan apapun.
”Ukhuwah ini lebih kokoh dibandingkan dengan ukhuwah yang berdasar keturunan, karena ukhuwah yang berdasarkan keturunan akan terputus dengan perbedaan agama, sedangkan ukhuwah berdasarkan akidah tidak akan putus dengan bedanya nasab,” tandasnya.
Firman Allah dalam surat Hujurat ayat 10
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
Tujuan ukhuwah islamiyah, menurut dia, adalah membangun kerukunan sesama umat muslim. Ukhuwah islamiyah adalah hal yang tak hanya mampu mendekatkan sesama manusia, tetapi juga sebagai bentuk mendekatkan diri pada Allah.
Hadist riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar ra, Rasulullah Muhammad saw bersabda, seorang muslim bersaudara dengan muslim lainnya. Dia tidak menganiaya, tidak pula menyerahkannya (kepada musuh). Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi pula kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan dan seorang muslim suatu kesulitan, Allah akan melapangkan baginya satu kesulitan pula dan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya di hari kemudian. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, Allah akan menutup aibnya di hari kemudian.
Penulis Jahja Sholahuddin Editor Sugeng Purwanto