Shalat dengan Muadzin Rektor UMSurabaya
Rombongan Rihlah Peradaban PWM Jatim berkesempatan shalat Maghrib dan Isya di Masjid Granada. Satu satunya kesempatan shalat di masjid selama berada di Spanyol. Diawali dengan Pak Sukadiono, Rektor Universitas Muhamamdiyah Surabaya (UMSurabaya), naik menara untuk adzan. Dengan suara yang cukup merdu beliau melantunkan adzan Maghrib. Bertindak sebagai imam adalah Syaikh Sa’id al-Maghribi, dari Maroko.
Ada hal yang menarik dalam pelaksanaan shalat kali ini, karena tata caranya menggunakan mazhab Maliki, sedangkan cara baca al-Qur’annya menggunakan riwayat Imam Warsy dari Amam an-Nafi’. Pakaian imam rangkap dua. Lapis pertama adalah gamis, sedangkan lapis kedua adalah kain tipis yang menyelimuti tubuh. Menurut Sa’id al-Maghribi, penggunaan kain pembungkus ini hukumnya sunnah.
Dalam mazhab Maliki tidak ada sedekap setelah takbiratul ihram. Tangan dibiarkan lurus ke bawah. Saat baca surah al-Fatihah imam tidak membaca basmalah, baik nyaring ataupun lirih. Menurutnya membaca basmalah dalan al-Fatihah hukumnya makruh. Di akhir shalat imam hanya mengucapkan “assalamu alaikum” saat menoleh ke kanan. Saat menoleh ke kiri tidak mengucapkan apa apa. Setelah wirid dan berdoa sejenak, mereka membaca shalawat dan saling bersalaman.
Terkait cara baca al-Qur’an, umat Islam Indonesia umumnya membaca berdasarkan riwayat Imam Hafs’an Ashim. Beda dengan Muslim Maroko dan sekitarnya, cara membaca mereka berdasarkan riwayat Warsy dari Nafi’. Qira’at jenis ini tidak populer di Indonesia. Bahkan ada sebagian Muslim di Indonesia yang tidak mengetahui bahwa ada qira’at lain selain qira’atImam Hafsh dari Ashim.
Cara baca riwayat Warsy banyak imalah, yaitu memiringkan harakat fathah ke kasrah sehingga terdengar seperti bunyi “e”. Di samping itu juga ada perbedaan-perbedaan yang lainnya.
Perlu diketahui bahwa pemberian tanda titik huruf yang digunakan dalam penulisan mushaf riwayat Warsy didasarkan pada pemberian tanda titik di Maroko. Di mana huruf qaf hanya memiliki satu titik di atas sedangkan huruf fa memiliki satu titik yang terletak di bawah. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni