7 Jam Berlatih Jurnalistik, Ini Hasil Praktik Menulis Guru Aisyiyah Probolinggo; Naskah ini hasil editing dari tiga tulisan peserta dalam praktik menulis. Mereka adalah Vivin Umu Salma (Terbaik I dati TK Aisyiyah VIII), Amalia Nofrianti Budiarjo (Terbaik II dari TK Aisyiyah I), dan Aryzana Maharanny (Terbaik III dari TK Aisyiyah I). Naskah dikolaborasikan oleh Izza El Mila.
PWMU.CO – Sebanyak 31 guru mengikuti Pelatihan Jurnalistik untuk Guru Aisyiyah. Acara digelar di TK Aisyiyah 1 Jalan KH Mansyur Nomor 109 Kota Probolinggo, Sabtu (22/10/2022) pukul 08.00-15.00. Mereka berasal dari lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Aisyiyah se-Kota Probolinggo. Yakni TK Aisyiyah I hingga VIII, KB Aisyiyah IV, KBQA I, KBQA II, KB Aisyiyah Mentari, dan KB Aisyiyah V.
Acara dimulai oleh pembawa acara (MC) Aryzanna Maharanny, guru TK Aisyiyah 1, dengan salam dan basmalah. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Surat an-Nahl Ayat 120-128 oleh Mursida Isnaini SPd dari TK Aisyiyah VI Kota Probolinggo.
Guru TK Aisyiyah I, Dwi Febria Wulandari SPd, lalu tampil ke depan memimpin peserta untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah Sang Surya, dan Mars Aisyiyah.
Hadir dalam pembukaan acara sejumlah pejabat Muhammadiyah dan Aisyiyah Kota Probolinggo. Yaitu Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Muhammad Dawam Ikhsan, Sekretaris Pimpinan daerah Aisyiyah (PDA) Dra Endang Dewi Fatimah; Wakil Ketua PDA Dewi Aminah, Sekretaris Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PDM Misbahul Fatah, dan Kepala TK Aisyiyah 1, KM Inawati SPd.
Endang Dewi Fatimah menyampaikan tentang dasar penyelengaraan kegiatan ini yaitu sesuai tema Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah: Memajukan Indonesia dan Mencerahkan Semesta.
Selain itu kegiatan ini bertujuan menjadikan guru-guru Aisyiyah sebagai kader Persyarikatan dan guru yang berkemajuan, serta sanggup memajukan sekolah, organisasi, kota, dan negara.
“Salah satu tujuan dari pelatihan ini agar guru selalu menuntut ilmu melalui pelatihan, menjadi peduli pada orang lain, menerima perbedaan tanpa permusuhan, menerima pendapat orang lain dengan arif serta kreatif terkait dengan tugas kemanusiaan,” kata Koordinator Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PDA Kota Probolinggo ini.
Baca sambungan di halaman 2: Ingat Kasus Tabolid Monitor