Ingat Kasus Tabolid Monitor
Sementara itu Muhammad Dawam Ichsan menyampaikan, dari pelatihan ini akan diperoleh KSA yaitu knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan) dan attitude (sikap) yang menjadi landasan guru-guru Aisyiyah dalam menulis berita.
Dia mengatakan pengetahuan guru-guru Aisyiyah harus meningkat setelah mengikuti pelatihan ini. “Jangan sampai menurun,” pesannya.
Skill atau kemampuan menulis berita juga harus bertambah. Attitude atau etika dalam menulis berita harus benar-benar diperhatikan. ”Jangan sampai menulis berita hoax. Akurasi fakta dan data juga harus jelas. Jangan mengirimkan berita sebelum dicek secara berulang,” tuturnya.
Dia lalu menceritakan tentang kesalahan ketik yang pernah menimpa seorang wartawan koran ternama di Surabaya. Mestinya menulis nabi tapi tertulis babi. Sebab tombol kedua huruf itu di keyboard berdekatan.
“Maka dari itu penulisan berita harus benar-benar diperhatikan. Dicek dulu berulang-ulang sebelum diterbitkan agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan,” ujarnya.
Dawam juga mencontohkan pentingnya attitude dalam kasus tabloid Monitor yang membuat Arswendo Atmowiloto mendekap dalam penjara. Menurutnya harusnya Arswendo membatasi survei tentang siapa tokoh idola dengan memberi batasan bahwa ini tidak berlaku pada nabi.
“Karena tidak ada batasan itu, maka nama Nabi Muhammad SAW muncul di bawah toko-tokoh lain,” katanya. Hal itu yang membuat umat Islam protes dan akhirnya Pemimpin Redaski Monitor dipenjara.
Acara yang menghadirkan Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni ini berlangsung tujuh jam, termasuk satu jam untuk pembukaan dan satu jam istirahat makan siang dan shalat Dzuhur.
Sebagai narasumber tunggal dia menyampaikan materi dengan serius dan santai. Penyampaian teori dilakukan dengan menganalisis tugas. Ada tiga tugas dalam pelatihan tersebut.
Pertama tugas menulis berita pembukaan acara. Kedua menulis berita tentang peserta yang memenangi penghargaan. Dan ketiga memotret foto dengan angle (sudut pandang) terbaik. Para pemenang mendapat hadiah buku dan kalender 2023.
Salah satu peserta, Putriyana Indah Purwati SAk dari TK Aisyiyah I mengatakan pelatihan ini menambah wawasan tentang jurnalistik. “Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan para guru,” katanya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni