PWMU.CO – Kabar duka datang dari keluarga besar Muhammadiyah Lamongan. Salah seorang aktivis Persyarikatan sekaligus dai asal Desa Moropelang, Babat, Lamongan meninggal dunia, Rabu (8/3) kemarin. Almarhum H. Faqih Suid wafat di usianya ke-56 tahun.
Di mata rekan sejawatnya, almarhum Faqih—yang beristrikan Isrokhatin dengan lima anak: Abdul Latif Faqih (Alif), Ana Muslimah Faqih (Ana),Faridatul Haq Faqih (Afi), Arinal Haq Faqih (Ayin) dan Asadil Islam Faqih (Abil)—adalah dai yang digemari umat, karena ceramahnya menarik. Bacaan shalatnya ketika menjadi imam, juga sangat bagus.
(Baca: Mulyono, Pendekar yang Wakil Ketua Dikdasmen Pasuruan, Wafat)
”Ya Allah, almarhum Faqih itu orang baik. Warga Muhammadiyah Babat, khususnya Bedahan, sangat kehilangan Beliau. Sejarah dari Masjid At-Taubah Bedahan dan Masjid Muhajirin SD Muhammadiyah 2 Bedahan, Babat ini jadi sejarah almarhum Faqih,” ujar Fathurrohim Syuhadi.
Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan ini pun menuturkan bahwa almarhum Faqih yang berprofesi sebagai guru di MTS Negeri Model Babat, Lamongan ini tercatat pernah mengisi jajaran Pimpinan Daerah Pemuda Muhamamadiyah Lamongan tahun 1990-1995. Selain itu, almarhum pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat.
(Baca juga: IMMawati Nurrima Dini Elysa, Ketua IMM Komisariat Psikologi UMSurabaya, Meninggal Akibat Kecelakaan)
”Yang selalu saya ingat adalah khutbah Jum’at terpendek almarhum, yakni hanya sekitar 15 menit. Tapi syarat makna,” kenangnya.
Fathurrohim menceritakan pengalamannya saat mengundang Faqih yang lulusan S2 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo itu, mengisi tausiyah di Radio Ronggohadi, Babat pada tahun 2006-2008. Kebetulan saat itu Fathurrohim menjadi Kepala Studio.
(Baca ini juga: Rombongan Aisyiyah Jombang Kecelakaan di Prigen, 1 Pengendara Motor Wafat)
”Saat menjadi salah satu penceramah almarhum lantang berbicara tentang Tahyul, Bid’ah, dan Khurafat (TBC). Padahal, Radio Ronggohadi itu bukan milik Muhammadiyah dan murni bisnis. Radio juga masih jejaring dengan Radio Susana dan Suara Giri. Dan yang paling saya ingat adalah ia tidak mau menerima honor sama sekali. Bahkan, honornya dikasihkan Satpam,” ceritanya.
Fathurrohim menyampaikan bahwa sudah 5 tahun ini Faqih selalu diantar-jemput anak ataupun istrinya ketika berceramah. ”Innalilahi wa innalilahi rajiun. Semoga almarhum khusnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran. Amin,” Fathurrohim mendoakan almarhum. (uzlifah/aan)