Bangkitkan jiwa entrepeneur, SMP Musasi gelar market day selama dua hari; Liputan Kontributor PWMU.CO Farah Az Zahra Asmara.
PWMU.CO – Para siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi) kembali menggelar Market Day, program Outdoor Learning Activity (OLA) Science yang sempat vakum dua tahun karena pandemi, Kamis-Jumat (20-21/10/22).
Pengajar OLA Science Market Day SMP Musasi Annisa Dhita SPd mengatakan, sejak bulan Agustus, seluruh siswa kelas IX mendapatkan penyuluhan tentang kegiatan market day. “Pertemuannya dilakukan selama dua kali secara bergiliran di tiap-tiap kelas sesuai jadwal OLA,” ujarnya.
Mereka, lanjutnya, dikenalkan dengan bussiness plan yang harus dikerjakan masing-masing kelompok. “Setiap kelompok juga diberi modal Rp 250 ribu dengan rincian Rp 150 ribu untuk produksi dan Rp 100 ribu untuk pemasaran,” paparnya.
Bangkitkan Jiwa Entrepeneur
Dari modal yang ada, kata dia, siswa dibangkitkan jiwa entrepeneurnya, dengan diajarkan cara membuat rencana anggaran dalam mengelola modal yang diberikan sekolah. Yakni dari menghitung harga beli keseluruhan bahan produksi, hingga menentukan harga jual.
“Catatan dalam paparan di dalam kelas, siswa harus mengembalikan modal kepada sekolah sebesar Rp 150 ribu dari omzet penjualan mereka,” tuturnya.
Kegiatan market day disambut baik dan antusias oleh seluruh warga sekolah. Selama dua hari, beragam apresiasi positif diberikan pada makanan dan minuman yang dijual. “Seperti jenis makanannya yang kreatif, hingga rasanya yang secara mengejutkan tidak kalah dengan yang dijual di luaran,” ujar Annisa.
Sekolah, sambungnya, juga memberikan voucher khusus pada guru dan karyawan untuk membeli makanan di masing-masing stan para siswa.
Salah seorang siswa dari kelas IX-D Habibahtul Hidayah, yang berjualan pada hari Jumat mengaku senang melihat antusias warga sekolah. Dia memperkenalkan makanan dan minuman yang dijual bersama rekan-rekannya pada hari itu. “Yang kami jual ada rice bowl, sandwich, pudding, teh poci, milkshake dan yupi,” jelasnya.
Habibah merasa bersyukur karena mendapat tempat di kantin yang menurutnya sangat strategis. Karena menurutnya, lebih dekat dengan kelas-kelas, sehingga stan kelompoknya cenderung lebih ramai.
Dia juga mengenalkan satu upaya yang dilaukan kelompoknya untuk menarik pelanggan. “Sebutannya Gacha, jadi bagi pembeli yang membeli dengan total diatas Rp 15 ribu bisa mengambil undian Gacha. Isinya beragam, ada tantangan, bisa juga mendapat uang 1000 atau 2000, dan bagi yang kurang beruntung akan mendapatkan zonk,” terangnya.
Menghitung Omzet dan Berbagi Laba
Sementara Aileen Arif Laila M, siswa kelas IX-D lainnya, yang bertugas di bidang keuangan juga membagikan pengalaman kelompoknya. “Yang saya rasakan, kendala kami ada pada saat kita saling tukar pendapat menentukan makanan dan minuman apa yang kami jual. Namun alhamdulillah, kami berhasil menyatukan kepala dan membuat keputusan,” tuturnya.
Saat menyusun business plan, Aileen mengaku kesulitan, karena ini merupakan kali pertamanya bersama teman-teman mengerjakan hal yang demikian. Dia mengatakan, hal itu dirasakan sebagian besar siswa kelas IX. Senangnya, para pengajar bersedia membantu dengan konsultasi. “Ini menjadi pengalaman yang luar biasa, senang bisa bekerja sama dalam kegiatan seperti ini,” kata Aileen.
Di sisi lain, Edy Prastyo, ayah dari salah seorang siswa Azkarana Rectaversa melontarkan pujian melalui kepala sekolah via WhatsApp (WA). “Maturnuwun telah memberi kesempatan anak saya untuk berproses, ini pengalaman yang mahal,” ujar pria yang menjabat sebagai pimpinan redaksi Suara Surabaya Media tersebut.
Setelah merampungkan kegiatan market day, para siswa melanjutkan kegiatan dengan menghitung omzet dan membagi keuntungan dengan anggota kelompoknya. Selain itu, juga mengumpulkan tabel realisasi hasil penjualan dan mengembalikan modal yang diberikan sekolah, sesuai dengan intruksi di dalam kelas. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.