Lima Tips agar Anak Shaleh-shalrhah. Liputan Ummu Salamah, Kontributor PWMU.CO Gresik
PWMU.CO – Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 5 (MI Mulia) Canga’an, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengadakan kajian parenting, Kamis (20/10/2022).
Kajian ini digelar usai penilaian tengah eemester (PTS). Hadir Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Canga’an, Fahri, Anggota Majelis Dikdasmen Ranting Canga’an, Ebit Rahman, serta wali murid MI Mulia.
Narasumber kajian parenting adalah Kepala SMAM 7 Pantenan, Ustad Irsyadul Ibad SAg MPdI. Dia menyampaikan, ada lima tips yang harus orang tua jalankan, jika menginginkan anak-anaknya menjadi anak yang sholih-sholihah sukses dunia akhirat.
Pertama , istighfar sebelum berdoa. Menurut Ustadz Irsyad, setiap diri hendaknya meminta ampunan terlebih dahulu kepada Allah SWT, karena setiap manusia pasti tempat salah dan khilaf.
“Kedua, Berdoa. Sebagai orang tua, sudah semestinya kita senantiasa mendoakan anak di setiap waktu karena doa menjadi senjata yang ampuh dan utama,” ucapnya.
Ketiga, berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan kasih sayang, pendampingan dan pembelajaran, walau yang memberi hidayah itu Allah SWT.
“Kita tetap harus berusaha, jika sudah mentok maka kita serahkan kepadaNya,” ujar Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Panceng ini.
Keempat, menjadi teladan yang baik. “Jika di sekolah bapak dan ibu guru mengajak berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil, maka orang tua di rumah juga harus demikian biar bisa nyambung dan berhasil,” ucapnya.
Kelima, melaksanakan keempat hal di atas, maka kita akan mendapatkan hasilnya. “Selama orang tua bisa menjadi teladan, maka anak pun akan meniru. Karena buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,” paparnya.
Tanggung Jawab Mengasuh Anak
Selain lima tips tersebut, Ustad Irsyad juga menjelaskan, makna parenting adalah pekerjaan dan keterampilan orang tua dalam mengasuh anak. Dia memberikan contoh sebagaimana singkong. Bahan baku ini bisa dimasak dan diolah menjadi beraneka macam masakan, tergantung yang membuat.
“Rasulullah SAW telah bersabda, bahwa tiap-tiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka ibu dan bapaknya lah yang menjadikan anak itu beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi,” katanya.
Oleh sebab itu, menurutnya, orang tua harus bertanggung jawab melaksanakan pendidikan anak sesuai dengan ajaran Islam.
“Secara kodrati ada tuntutan tugas dan tanggung jawab untuk mengarahkan sikap anak, karena orang tua berfungsi sebagai pendidik,” ungkapnya.
Dia pun menukil hadits “Idzaa maata ibnu adama inqotho’a amaluhu illaa min tsalasatin: shodaqotin jariyatin, au ilmin yuntafau bihi, au waladin shalihin yad’uu lahu“.
Dia mengatakan, poin dua dari hadis itu adalah ilmu yang bermanfaat. Hal ini menurutnya hanya akan dimiliki oleh bapak ibu guru saja, manakala wali murid tidak ikut andil dalam keberlangsungan pendidikan putra-putrinya.
Tiga Tugas Guru
Menurut Ustadz Irsyad, tugas guru juga begitu berat. Ada tiga hal yang menjadi tugas guru.
Pertama, mengajar. Ini lebih mudah karena hanya membuat anak bisa. “Contoh mengerjakan, perkalian cukup kita ajarkan dengan kalkulator,” katanya.
Kedua, mendidik. Mendidik menurutnya lebih berat dari mengajar, karena menumbuhkan karakter. “Bagaimana cara bersalaman yang baik, cara duduk yang sopan, cara menghormati orang tua dan guru dan sebagainya,” ucapnya.
Ketiga, mendoakan. “Tugas ketiga adalah mendoakan. Doakan yang baik-baik, agar anak jadi Presiden, anak berhasil kuliah di luar negeri, dan sebagainya. Jika itu terwujud tentu orang tua dan guru bisa bangga,” tuturnya.
Ustadz Irsyad memberikan contoh, ada seorang ibu yang memiliki tiga putra, dan ketiga-tiganya menjadi dokter.
“Saat ditanya, apa kiat ibu tersebut? Ternyata Ibu itu selalu shalat Dhuha dan berdoa selama anak-anaknya ujian atau tes. Ketika anaknya memberi kabar sudah selesai ujian, baru ibu tersebut lepas mukena. Itulah dahsyatnya doa,” tandasnya.
Para wali murid MI Mulia pun menikmati kajian yang disampaikan oleh Ustadz Irsyad. “Alhamdulillah kajian parenting kali ini sangat menyenangkan dengan tema yang pas yaitu sudahkah orang tua memberikan kasih sayang dan pendampingan pada anak,” kata Sa’adah, salah satu wali murid. (*)
Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni